Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Kamu, Buku, dan Bir

5 Januari 2025   18:18 Diperbarui: 5 Januari 2025   18:18 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamu satu dan segala-galanya | sumber foto: pinterest/steph

Kamu, Buku, dan Bir

Di antara kata-kata yang terpilih, aku merajut perasaan yang tak terucapkan. Kamu, buku, dan bir --- hal-hal yang paling aku ingat di suatu sore yang penuh haru. Perjalanan pulang yang sendu namun aku nikmati dengan sepenuh hati, paling serius. Senyummu, sebuah misteri yang menggoda, seakan-akan menyentuh hatiku dengan lembut. Mungkin ada kenangan yang menjadi sebuah buku, karena keberadaan mu adalah puisi dan cinta.

Pada akhirnya, yang kita pelajari dari hidup ini adalah bagaimana menjadi kuat sendirian untuk menembus waktu dan melewati segala rintangan. Diriku yang sekarang sudah bisa menerima kenyataan, bahwa kita tidak bisa menjadi "kita". Namun puisi tentang cinta dan dirimu tetap abadi, tak tergantikan. Seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti mengalir, aku akan terus menulis tentang kamu, hujan, dan kenangan, atau bahkan tentang kamu, buku, dan bir dalam bahasa yang mengalun, impian yang terpendam.

Aku bertanya pada diri sendiri, mengapa rasa ikhlas selalu hadir di akhir? Meskipun begitu, di dalam dada yang terbuka lebar, terbakar api cinta yang tak pernah padam. Dalam ikhlas, aku melepaskan mu ke dunia yang lebih luas, biar kau temukan bahagia yang sejati di sana. Karena cinta tak pernah memaksa atau membelenggu, ia memberikan kebebasan dan membiarkan kita berlalu. Kau adalah rasa sakit ku sekaligus bahagiaku. Sampai jumpa di tengah-tengah kisah kita, di antara bait-bait puisi yang tak terhitung. Aku tetap mengingat tawamu sepanjang malamku.

Dalam aksara ini, ku abadikan namamu di hatiku. Karena dalam samudranya kata, aku menemukanmu. Meskipun kau telah jauh, untuk saat ini tidak ada yang lebih menenangkan kecuali pelukanmu dan tanganmu saat mengusap kepalaku sambil tersenyum manis. Setiap detik bersamamu adalah kenangan yang terukir dalam jiwa, seperti tinta yang mengisi halaman-halaman dalam buku yang tak pernah usai.

Di antara bir yang menghangatkan malam dan buku yang membawaku ke dunia lain, aku menemukan dirimu di setiap halaman yang ku baca. Setiap kata seolah menggambarkan perasaan yang tak terungkap, mengingatkanku pada kenangan indah kita. Momen-momen kecil yang kita bagi, seperti tawa dan bisikan yang membuat segalanya terasa lebih hidup, kini hanya tinggal bayangan.

Malam-malam panjang yang kita habiskan bersama, bercengkerama di bawah sinar bulan, membuatku menyadari bahwa cinta tak selalu berujung bahagia. Namun, ada keindahan dalam setiap luka yang kita alami, seperti catatan dalam buku yang menceritakan perjalanan penuh warna. Hanya dengan mengenang, aku bisa merasakan kehadiranmu meskipun jarak memisahkan kita.

Baca juga: Ibu, Iba dan Abadi

Kamu adalah inspirasi di balik setiap kata yang ku tulis. Seperti buku yang tak pernah bisa ku tutup, kisah kita terus berlanjut di dalam pikiran dan hati. Walau kita tak lagi ada dalam bentuk nyata, aku akan terus mengingatmu di setiap halaman yang ku telusuri. Setiap bir yang ku teguk adalah pengingat akan tawamu, akan cinta yang takkan pernah pudar.

Di tengah kesunyian, aku menemukan kedamaian dalam ingatan akan kita. Sekalipun waktu membawa kita ke arah yang berbeda, ada secercah harapan yang selalu menyertai. Di balik setiap larik puisi yang ku tulis, ada namamu yang terukir dalam hatiku, mengingatkanku akan cinta yang pernah ada. Dan di sanalah, dalam keheningan malam, aku merasakan kehadiranmu kembali.

Mungkin suatu hari nanti, kita akan bertemu di antara kata-kata yang telah kita tinggalkan. Di antara buku-buku yang penuh kenangan, dan bir yang menemani setiap cerita. Aku percaya, setiap jalinan kisah yang kita buat akan menemukan jalannya kembali, seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti mengalir, mengingatkan kita akan cinta yang abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun