Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masalah Manusia dan Paradoks Kehidupan

19 Desember 2024   22:18 Diperbarui: 19 Desember 2024   22:18 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia dengan segala keluh kesahnya | sumber foto: pinterest/

Islam tidak melarang perempuan untuk bekerja, tetapi kenyataannya sering kali berbeda. Banyak perempuan yang ingin berkarier, namun terhalang oleh stereotip dan ekspektasi yang membatasi. Pekerjaan yang terhormat seharusnya menjadi pilihan, bukan paksaan.

Setiap perempuan memiliki potensi untuk mencintai dan memberikan pengertian. Namun, seberapa sering masyarakat menghargai nilai-nilai ini? Dalam dunia yang egois, cinta dan kebijaksanaan sering kali dianggap remeh dan tidak diperhitungkan.

Hamka, dalam bukunya Dari Hati ke Hati, menekankan pentingnya peran perempuan dalam masyarakat. Sementara Amina Wadud, dalam Qur'an and Woman, mengajak kita untuk memahami posisi perempuan dalam Islam dengan lebih adil. Keduanya sepakat bahwa perempuan memiliki peranan yang vital dalam membangun peradaban.

Fatima Mernissi: "Beyond the Veil: Male- Female Dynamics in Modern Muslim Society"]

Dan juga Fatima Mernissi mengupas tuntas dinamika gender dalam masyarakat Muslim dan bagaimana perempuan dapat menembus batasan-batasan yang ada. Ia berpendapat bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk mengubah narasi tradisional yang sering kali membatasi mereka.

Perempuan seharusnya memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya. Sayangnya, banyak yang masih terjebak dalam norma-norma kuno yang membatasi gerak mereka. Masyarakat perlu menyadari bahwa kemandirian perempuan adalah kunci untuk kemajuan bersama.

Masyarakat perlu menciptakan ruang yang aman bagi perempuan agar mereka dapat berkembang. Tanpa dukungan, potensi yang ada tidak akan pernah terwujud. Ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya beban perempuan semata.

Kesetaraan gender masih tampak seperti mimpi bagi banyak orang. Meskipun ada kemajuan, masih banyak yang perlu dilakukan. Saatnya kita bersatu untuk berjuang demi dunia yang lebih setara, di mana setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, dihargai dan diberdayakan.

Paji Hajju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun