Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Syarwan Edy, sangat suka dipanggil dengan nama bang Paji. Si realistis yang kadang idealis | Punya hobi membaca, menulis dan diskusi | Kecintaannya pada buku, kopi, dan senja | Didewasakan oleh masyarakat dan antek kenangan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menziarahi Ingatan Mama

19 Juli 2024   08:36 Diperbarui: 19 Juli 2024   08:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk beberapa hal dalam hidupku mungkin Ibu paling cerewet diantara yang lainnya. Tapi, aku percaya bahwa kasih sayangnya yang paling awet dan bertahan lama.

Seperti halnya kita menapaki jejak masa lalu, mengunjungi ingatan Mama rasanya seperti menjelajahi lautan kenangan yang ditulis oleh gemuruh ombak dan menjadikannya takkan pernah kering di telan zaman. Tiap langkah demi langkah membawa serta riak-riak yang memantulkan masa-masa indah yang pernah kita lalui bersama. Setiap sisi memiliki cerita tersendiri, siap untuk ditelusuri kembali dengan hati penuh irama kerinduan yang menggebu-gebu.

Ketika diriku mengunjungi ingatan Mama, aku seakan dapat merasakan kembali hangatnya dekapan surgawi yang pernah menenangkanku saat aku menangis musim lalu. Aroma masakan yang selalu membuatku lapar kembali melingkupi inderaku, mengingatkanku akan kasih sayang yang tercurah dari setiap suapan yang Mama berikan padaku. Suara tawanya yang renyah bagaikan lagu pengantar tidur, meluluhkan segala lelah dan kesedihan yang pernah hinggap di sekujur tubuhku.

Di dalam ingatan Mama, aku dapat melihat diriku yang dulu, tumbuh dan berkembang di bawah bimbingannya. Setiap nasihat, setiap teguran, setiap pelukan, semuanya menjadi mozaik yang membentuk diriku yang sekarang. Mama selalu ada, menjadi panutan, menjadi sandaran, menjadi motivator yang tak pernah lelah memberikan yang terbaik untuk diriku menatap masa depan dan mengenali lebih jauh diriku sendiri.

Saat berkunjung ke dalam ingatan Mama, aku merasa seolah-olah dapat kembali merasakan masa-masa ketika kami berdua berjalan-jalan di sore yang senja, berbagi tawa, lempar senyum, atau hanya sekedar duduk di teras rumah dan mengobrol banyak hal hingga malam datang bertandang. Momen-momen sederhana itu, namun terasa begitu berharga dan tak tergantikan sampai tutup usia. Setiap kenangan itu, seakan menjadi jembatan yang menghubungkanku dengan sosok Mama yang begitu kucintai.

Di dalam ingatan Mama, aku dapat melihat betapa Ia selalu berusaha untuk memahami diriku, bahkan di saat-saat tersulit sekalipun. Ketika aku terjatuh, Mama selalu ada untuk mengulurkan tangan, membantuku bangkit kembali. Ketika aku merasa bingung, Mama dengan sabar membimbingku menemukan jalan. Setiap tindakan Mama, dilandasi oleh cinta yang tulus, hangat, dan tanpa pamrih.

Menjelajahi ingatan Mama, bagaikan menatap cermin yang memantulkan sosok seorang Ibu yang luar biasa. Aku melihat Mama yang tangguh, yang tak pernah menyerah, yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Aku melihat Mama yang rela berkorban, yang selalu mendukung setiap impian dan cita-citaku, yang tak pernah berhenti mendoakanku.

Setiap kali aku berkunjung ke dalam ingatan Mama, aku seakan dapat merasakan kembali kehangatan dan kebahagiaan yang pernah kita rasakan bersama. Kenangan-kenangan indah itu, bagai oase di tengah padang pasir kehidupan, menyegarkan hati dan jiwa. Di sana, aku dapat menemukan kekuatan, inspirasi, dan semangat untuk terus melangkah maju, mengejar impian, dan menjadi lebih baik kedepannya.

Mengunjungi ingatan Mama, bagaikan berjalan di sepanjang sungai kehidupan yang membawa keberkahan. Setiap arus yang mengalir, membawa kenangan-kenangan yang menjadi pijakan untukku menapaki masa depan dengan lebih bijak dan penuh rasa syukur. Mama, sosok yang telah memberiku begitu banyak, kini menjadi sumber kekuatan yang tak pernah kering, menerangi jalan hidupku dengan cintanya yang abadi dalam hening.

Paji Hajju 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun