Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mitos Kecantikan dan Harga Diri Perempuan

20 Mei 2024   13:04 Diperbarui: 20 Mei 2024   13:21 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest/salsa

Naomi Wolf adalah seorang penulis dan aktivis feminis yang menerbitkan buku berjudul "The Beauty Myth" pada tahun 1990. Dalam buku tersebut, Wolf mengeksplorasi bagaimana standar kecantikan yang diciptakan oleh masyarakat telah menjadi alat untuk mengendalikan dan menindas perempuan.

Menurut Wolf, mitos kecantikan adalah ide bahwa kecantikan fisik adalah salah satu hal terpenting bagi perempuan dan bahwa perempuan harus selalu berusaha untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis. Wolf berpendapat bahwa mitos ini digunakan untuk membatasi ambisi, kemampuan, dan kebebasan perempuan di berbagai bidang.

Wolf menyatakan bahwa industri kecantikan, media, dan budaya populer telah menciptakan standar kecantikan yang sangat sempit dan sulit dicapai, sehingga membuat banyak perempuan merasa tidak cukup cantik atau menarik. Hal ini kemudian mendorong perempuan untuk terus berusaha memperbaiki diri dan penampilan mereka, sementara mengabaikan aspek lain dalam hidup mereka.

Lebih lanjut, Wolf menyatakan bahwa mitos kecantikan juga digunakan untuk mempertahankan dominasi laki-laki atas perempuan dengan menciptakan rasa tidak aman dan ketidakberdayaan pada diri perempuan. Hal ini kemudian membatasi ruang gerak dan kesempatan perempuan untuk maju dan berdaya.

Secara umum, Naomi Wolf melihat mitos kecantikan sebagai konstruksi sosial yang merugikan perempuan dan menyerukan untuk menantang standar kecantikan yang sempit tersebut demi memperoleh kesetaraan dan kebebasan yang lebih besar bagi perempuan.

Kecantikan perempuan adalah konsep yang telah ada sejak lama dalam sejarah dan budaya manusia. Pandangan tentang kecantikan sendiri terus berubah dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai sosial, budaya, dan zaman yang ada. 

Dalam banyak budaya, kecantikan perempuan sering dikaitkan dengan atribut-atribut fisik seperti wajah cantik, rambut indah, kulit mulus, tubuh proposional, dan lain-lain. Namun, konsep kecantikan juga mencakup hal-hal yang lebih dalam seperti kepribadian, karakter, dan cara bersikap.

Selama bertahun-tahun, industri kecantikan dan fashion telah memainkan peran besar dalam mendefinisikan dan mempengaruhi standar kecantikan yang berlaku di masyarakat. Iklan, media, dan tren mode seringkali menekankan satu bentuk kecantikan tertentu, yang kemudian dianggap sebagai ideal. Hal ini kadang membuat perempuan merasa tidak cukup cantik atau tidak memenuhi standar tersebut.

Di sisi lain, dalam beberapa dekade terakhir, terjadi gerakan untuk mempromosikan kecantikan yang lebih beragam dan inklusif. Berbagai inisiatif mengajak perempuan untuk menerima dan merayakan keunikan dan keindahan mereka apa adanya. Kecantikan tidak lagi hanya soal penampilan fisik, tapi juga soal percaya diri, kebanggan diri, dan menjadi diri sendiri.

Secara keseluruhan, konsep kecantikan perempuan terus berevolusi seiring dengan perubahan zaman dan pemikiran masyarakat. Yang terpenting adalah memahami bahwa kecantikan sejati berasal dari dalam diri, bukan sekadar penilaian dari luar.

Paji Hajju 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun