Pantang menyerah, terus berjuang. Garuda di dadaku, Indonesia bisa.
Setelah kepulangan senja pada sendu, larut kian bising di kepala, dan menghadirkan beribu-ribu tutur yang tiada tara. Kita menghabiskan sisa malam dengan bercengkrama, memotret senyum di keremangan lampu di batas kota. Kau berbisik, membangun rindu yang terpendam pada benak, memecahkan keheningan di dalam pikiran yang perlahan beranak-pinak. Di bawah cahaya bulan purnama yang gemilang, bintang-bintang yang berdendang ria, kita mengisahkan kisah-kisah lama yang terpatri dalam sejarah. Kau dan aku, dalam aksara ini kita bersatu. Kita adalah kisah yang takkan pernah terlupakan.
Kataku; Timnas dulu, baru kamu. Tapi diantara kabar setiap hari, tapi tetap kau yang paling kunanti. Karena kau adalah sinar dalam kegelapan malam, menghiasi hidupku dengan kilauan yang mempesona. Setiap paras yang kulihat, terbayang senyumanmu yang menawan. Terkadang, rindu ini tak terbendung, seperti deburan ombak yang terus bergulung memecah batu karang. Kau seperti hujan yang menari di atap-atap, mengiringi langkahku dalam kesendirian tanpa tatap. Terimakasih, kau adalah hujan yang indah, menyapa tanah dengan cinta, mengalir di jiwa, lalu membasahi rindu dan kerinduanku.
Kataku; Timnas dulu, baru kamu. Meskipun begitu, kau adalah kasih, yang abadi dan sejati. Semoga semesta mendengar doa-doa kita. Semoga semesta berpihak pada kita, dalam setiap langkah perjalanan untuk saling mengisi dan melengkapi. Karena kita adalah bagian dari semesta yang tak terbatas, dan semoga semesta berpihak pada kita, dalam perjalanan kita yang tak terbatas. Apapun yang terjadi, jangan pernah menyerah pada hidup yang bernyawa. Suatu saat nanti, di dalam ingatan yang tersimpan, puisi cinta kita akan menjadi kenangan yang indah.
Kataku; Timnas dulu, baru kamu. Tapi kau harus tahu bahwa kau adalah puisi, yang selalu aku tulis dengan penuh cinta dan keindahan oleh tatapan mata manjamu. Kau segalanya bagiku; cahaya dalam kelam, melodi dalam hening, pilar dalam badai, matahari dalam kabut, insipirasi dalam kata, dan juga doa yang terkabul. Kau adalah segalanya, cinta yang tiada tara. Bahkan kau adalah misteri yang tak pernah terpecahkan. Dan di dalam sanubariku, engkau akan selalu abadi. Suatu hari nanti, di dalam dunia yang kita ciptakan, kita akan menemukan kebahagiaan yang tak terhingga.
Untuk Timnas Indonesia; harumkan nama bangsa di mata dunia, kami bersyukur memiliki kalian sebagai pahlawan. Teruslah berlaga, hingga kita mencapai puncak kemenangan. Bagiku, Timnas Indonesia bukan hanya sekedar tim sepakbola semata. Mereka mewakili berbagai suku, agama, dan budaya yang ada di negeri ini. Ketika mereka bermain di lapangan, mereka membawa harapan dan impian dari jutaan orang Indonesia yang berharap melihat keberhasilan Timnas tercinta. Garuda selalu di dada, tak tergoyahkan, simbol kebesaran, dan kebanggaan tak terhingga.
Kita jangan lupa juga bahwa ketika berbicara tentang Timnas Indonesia, kita tidak hanya berbicara tentang sepak bola. Kita berbicara tentang harapan, kebanggaan, dan semangat yang melampaui batas-batas lapangan hijau. Timnas Indonesia adalah cerita sukses dari bangsa ini, yang terus menulis bab baru dalam sejarah olahraga Indonesia. Tetap merayakan apapun yang terjadi, menaruh hormat untuk Timnas Indonesia. Terus kepakkan sayapmu, terbanglah setinggi-tingginya. Karena Garuda melambangkan keberanian, keadilan, dan melindungi tanah air, serta mengawal keutuhan NKRI.
Paji HajjuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H