Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Biologisasi Kecantikan Perempuan

16 April 2024   14:47 Diperbarui: 16 April 2024   14:48 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadi perempuan juga berarti menjadi perawat kehidupan. (Dokpri)

Belajar mencintai tubuh sendiri itu seksi, sebagaimana menerima diri sepenuhnya dan apa adanya.

Mata lahir yang ketika melihat yang nampak akan merasa takjub kepada yang dituju itu adalah "perempuan" secara biologisnya. Tidak diingkari kalau cantik katakan "cantik", kalau ia memang benar-benar cantik bagimu yang melihatnya.

Secara naluriah manusia pada umumnya melihat yang tampak secara lahir atau dari sisi aksiden seseorang. Sehingga sangat mungkin apa yang dilakukan oleh seseorang kerap kali cepat dihukumi sebagai benar---salah dalam tindakan tertentu.

Sekiranya cantik yang diolah dalam novelis best seller terkemuka (Eka Kurniawan) dengan judul "Cantik Itu Luka" adalah sah-sah saja, namun bila pada era sekarang, bisa sangat mungkin akan berakibat pada "Cantik Itu Laku."

Baca juga: Aku ya Aku

Tidak begitu berlebihan, sekiranya kita melihat generasi yang lahir pada tahun 2000---an yang melibatkan generasi milenial dan generasi "z", sehingga cenderung pada hedonistik, materialistik dan narsistik di gelanggang platform mana pun. 

Di dalam buku "The Madness of God" atau "Iblis Menggugat Tuhan" yang dipenai oleh Shawni dalam Bab e mengungkapkan tentang bagaimana "kecantikan telah menyesatkan pikiran, mempercayai kecantikan telah membuatmu gila dan buta." 

Fakta yang tidak dapat dielakkan bahwa cantik memang menjadi satu jenis "penyakit" yang sangat begitu digilai oleh perempuan kekinian dan kedisinian. Upaya berlomba-lomba tampil cantik secara biologis sangat begitu dinamis.

Imaji tentang berambut panjang, kulit putih, tubuh tinggi, glowing, body langsing dan apapun itu telah menjadikan perempuan sangat dekat dengan tempat pembelanjaan alat-alat kecantikan, rumah rias dengan motif memikat hati pria "hidung belang" yang bersebelahan meja ngopi.

Tubuh yang seksi memang begitu menggairahkan, sehingga tokoh feminis gelombang ketiga dari Amerika yang bernama Naomi Rebekah Wolf mengkritik habis-habisan dalam bukunya yang sangat fenomenalistik dengan beberapa judul "The Beauty Myth: How Images of Beauty Are Used Against Women" yang diterbitkan pada tahun 1991.

Bagi Wolf, sesungguhnya "kecantikan adalah mitos belaka", jika hari ini perempuan yang sedang berlomba-lomba dalam mempercantik diri secara biologis, maka semakin makmur lah industri kosmetik.

Wanharun (facebook)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun