Mohon tunggu...
syara rahma
syara rahma Mohon Tunggu... -

i will be a next generation... a excelent human...... n_n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cermin

17 Desember 2010   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:39 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

AKU adalah cermin ajaib....... namun aku bukan saudara si cermin ajaib milik ibu tiri snow white karena cermin itu hanya dongeng. Aku memang benar2 cermin ajaib yg sesungguhnya... Tubuhku begitu mengkilap tanpa ada sedikitpun goresan yg membuatku terlihat cacat. Bayangan yg terpantul di tubuhku adalah bentuk asli dari si Obyek..karena itulah aku disebut cermin ajaib. Seberapapun indahnya Obyek, apabila sudah berhadapan didepanku maka bisa jady akan tampak gambar lain,itulah kehebatanku..Aku mampu menampilkan bentuk asli Obyek,tanpa ada kepalsuan,kepura2an..

seperti saat ini ...seorang bocah laki2 berdiri dihadapanku,bajunya memang kumal,kotor dan bau..tapi saat dia bercermin dengan tubuhku.. yg tampak adalah sosok polos yg dikelilingi oleh cahaya putih..tampan,indah dan mempesona..Dia tersenyum lebar,diraihnya tubuhku ..diusap2nya perlahan..terasa hangat.. Kemudian dia berlari menuju gubuknya yg telah reyot..sekali lagi dia memandangi wajahnya..Aku merasa kelak dia bisa menjadi orang besar..ternama..dan hebat..

Tahun berganti... bocah laki2 itu terus merajut harapannya dan aku tetap setia menemaninya..Setiap pagi dia selalu memandangi bayangannya ditubuhku dengan seragam merah putihnya yg kekecilan dan penuh dg tambalan..Dan aku selalu ingat mantera2 ajaib yg selalu diucapkannya dihadapanku " AKU AKAN MENJADI ORANG HEBAT " ..Aku tersenyum dan mengamini kata2nya..

Hari ini hari terakhir perjumpaanku dgnnya..dengan senyumnya yg khas dia memandangi bayangannya sendiri sebelum kemudian dia meletakkanku pada sebuah peti hitam dan menggemboknya..Aku sedih...

Entah berapa lama aku berada dalam peti yg gelap ini..Aku tak tahu..sampai akhirnya..sebuah suara derat langkah menghampiri peti hitam yg berdebu ini..Rantai2nya terlepas dan sebuah tangan meraih tubuhku dan menyapu debu2 yg menempel dikisii2 ku...perlahan.. buram..dan semakin jelas..sebuah wajah asing terpantul ditubuhku namun aku masih bisa mengenali garis wajahnya.Sosok yg dihadapanku adalah bocah kecil itu..TAPI..mengapa ???

MENGAPA YANG TAMPAK ADALAH TIKUS BERDASI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun