13 Februari 2024, Sambigede – Program Pengabdian pada Masyarakat (PMM) merupakan salah satu upaya yang melibatkan mahasiswa dan dosen dalam melakukan berbagai aktivitas guna memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui kegiatan yang berorientasi pada pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan sosial.  Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kegiatan ini diawasi oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Universitas Muhammadiyah Malang, dengan Dosen Pembimbing (DPL) adalah Ibu Indri Wahyuningsih, S.Kep Ns., M.Kep..
Melalui program ini, PMM Gelombang 8 Kelompok 97 menginisiasi program yang menginspirasi di SDN 1 Sambigede, dengan fokus pada meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental guna mencegah tindak bullying pada anak-anak. Dengan program yang bertemakan "Upaya Peningkatan Kesadaran Menjaga Kesehatan Mental sebagai Bentuk Pencegahan Terhadap Tindak Bullying pada Anak-Anak," yang bertujuan untuk menyatukan kekuatan para mahasiswa dalam membawa perubahan positif di lingkungan sekolah.
Terdapat 5 inisiator yang mengembangkan program ini, yaitu: Aditya Tegar Kusuma Ariyuda sebagai Koordinator, bersama timnya yang bersemangat dan berdedikasi tinggi, termasuk Hafizh Akbar Maulana sebagai Humas, Syarla Aqila sebagai Sekretaris, Chesar Antad Nur Aprilia sebagai Bendahara, dan Aji Ardi Nur Wahyudi sebagai Pengembangan Diri dan Dokumentasi (PDD) yang telah menyusun dan melaksanakan serangkaian kegiatan inovatif dan bermakna.
Para mahasiswa berperan dalam proses belajar-mengajar, termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Mereka turut serta mendampingi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler angklung, yang fokus pada latihan untuk penampilan seni musik angklung dalam acara penyambutan kepala dinas Kabupaten Malang. Dengan latihan yang dilakukan 1 minggu sekali, kegiatan ini tidak hanya melatih pemahaman dan kreativitas siswa, tetapi juga secara tidak langsung memberikan dukungan bagi kesehatan mental mereka. Dalam seni, terutama dalam penggunaan alat musik tradisional, individu dapat mengekspresikan diri mereka dengan cara yang unik. Suhandoko, sebagai pelatih alat tradisional angklung, mengungkapkan, "Melalui permainan angklung, kita dapat melihat karakteristik seseorang, seperti gerakan saat memainkan alat musik, pemilihan nada, yang semuanya menunjukkan karakter mereka. Anak-anak juga senang melakukannya." Dengan demikian, tanpa disadari, alat musik tradisional seperti angklung mampu menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental.
Selain menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler dan memberikan dukungan kepada siswa dalam meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental, partisipasi para mahasiswa PMM dalam kegiatan belajar batik shibori bersama para guru juga dapat memiliki dampak positif pada kesehatan mental para guru. Melalui kegiatan ini, para guru dapat merasakan manfaat dari relaksasi dan ekspresi kreatif yang dilakukan selama proses pembelajaran batik shibori. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat untuk pengembangan keterampilan, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk menjaga keseimbangan emosional dan kesehatan mental para guru.
Namun, inti dari program ini terletak pada pembelajaran sederhana tentang apa itu kesehatan mental dan bahaya bullying, yang disampaikan dengan cara yang menarik dan berinteraksi dengan siswa kelas 3 dan 4 SD. Dalam program ini, anak-anak diberikan pemahaman mengenai kesehatan mental dan cara melindungi teman dari tindakan bullying. Selain menyampaikan materi, mereka juga diajak untuk berpartisipasi aktif dengan mengemukakan pendapat tentang topik yang dibahas, bertujuan untuk memastikan pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan. Â Sehinnga pembelajaran ini tidak bersifat membosankan, tetapi menjadi pengalaman yang berharga dan mengasyikkan bagi para siswa. Sebagai selingan dari kegiatan, mereka semua menyanyikan anti-bullying bersama-sama sebagai hiburan. "Ini merupakan salah satu momen yang paling berkesan bagi kami. Melalui musik, kami dapat menyampaikan pesan-pesan penting secara lebih emosional," tambah Syarla Aqila.
Dalam konteks program ini, penyampaian materi tentang kesehatan mental dan pencegahan bullying tidak hanya berfungsi sebagai upaya perlindungan fisik semata, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam mendukung kesehatan mental para peserta. Dengan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang topik ini dan mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif, program tersebut membantu mengembangkan pemahaman dan kesadaran mereka terhadap pentingnya menjaga kesehatan mental.
Selain itu, melalui pengalaman yang berharga dan mengasyikkan, peserta juga dapat merasakan kebahagiaan dan kepuasan emosional yang dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan mental mereka. Sementara menyanyikan lagu anti-bullying bersama-sama sebagai hiburan tidak hanya meningkatkan solidaritas di antara peserta, tetapi juga memberikan outlet ekspresi yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan emosi mereka secara positif. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat fisik dan pengetahuan, tetapi juga memberdayakan peserta untuk merawat kesehatan mental mereka secara keseluruhan. Program ini berhasil memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan bahaya bullying. "Dengan penyampaian materi yang menarik, kami berharap pesan ini dapat benar-benar mengakar dalam pikiran siswa," ungkap Chesar Antad Nur Aprilia.