Pantang Menyerah, Tanpa lelah ingin Ku mencoba dan terus mencoba untuk tidak terjebak di alam rindu, tidak patah arah hingga menutup rapat pintu hasrat yang terus berupaya menjebak ku, Aku ingin diam dan bertahan disini sampai suasana kondusif kembali mengajak ku bermain.
Apalah arti itu semua? Hari demi hari kita terus menelusuri memantau satu persatu kebijakan pemerintah mulai dari Kita Saling menjaga Jarak, Tetap di Rumah #dirumah_saja, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pakai Masker, Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, New Normal, dan Pokoknya masih banyak lagi anjuran lainnya hingga di bukanya pintu - pintu masuk PARIWISATA Sebagai upaya pemerintah Untuk mengembalikan kejenuhan masyarakat selama sekian bulan di rumah, menstabilkan kembali roda perekonomian, dari berbagai jalur mulus hingga alternatif jalan tikus.
Urgensi Kebijakan dan atau peraturan pemerintah tersebut adalah untuk meyelamatkan jiwa masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang sampai hari ini tidak sedikit korban yang harus berpisah dari keluarga pergi meninggalkan kita.
Perluang besar pemerintah membuka kembali pariwisata guna menghubungkan kembali sesaat terjedda atau terputusnya mata rantai perekonomian kita, tapi tidak dengan corona virus, Benarkah? JEBAKAN RINDU MENEPI HASRAT.Â
Lebih baik untuk sementara kita menahan rindu melawan hasrat karena itu hanya jebakan sesaat, jangan sampai kita terkalahkan oleh jebakan - jebakan tersebut, teruslah mencoba berjuang melawannya untuk tetap berada di rumah, dan jika kita hendak keluar rumah pakailah masker atau alat pelindung diri, jaga jarak aman, dan sering - sering lah mencuci tangan dengan sabun, itulah anjuran keselamatan.
Kita Semua rindu, rindu bertemu keluarga, teman, sahabat, rindu berbelanja di mall, rindu jalan - jalan Ke tempat-tempat wisata, kita semua rindu, tapi disana masih ada musuh, musuh yang harus kita lawan dengan tetap dirumah saja, karena kalau kita melawannya ditempat umum, atau melawannya di saat ada keramaian liar bebas lalu lalang khalayak kita akan tetap kalah, kalaupun kita merasa menang, Resiko BESAR di rumah menanti.Â
Kenapa Demikian? karena kalau kita kembali kerumah dengan membawah bekas jebretan musuh maka kitalah jadi aktor musuh utama keluarga kita di rumah. Menjauhlah dari keramaian dan jangan jadi musuh keluarga kita sendiri.
Pemerintah boleh mengambil langkah untuk dibukanya kembali pariwisata demi ekonomi itu adalah hak, tetapi siapakah yang bisa menjamin itu semua jika ekonomi tumbuh dan meningkat corona virus pun tidak kalah saingnya. Pemerintah boleh menggratiskan biaya pengobatan kita di rumah sakit ketika kita di cap sebagai pasien positif terinfeksi positif virus corona, tapi apakah itu yang membuat kita nyaman ataukah kita akan berbangga bisa rawat dirumah sakit secara gratisss? tentu tidak kita harapkan dari semua itu terjadi.
Jebakan Pintu Masuk pariwisata - Pintu pariwisata memang layak dibuka selama kondisi di sekitaran kita tidak dalam garis merah atau simbol peringatan waspada. Mari kita waspada dengan tetap berada dirumah sampai pandemi benar - benar berakhir.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H