Sebuah ketakutan yang sangat besar bagi pemenang pemilu atau partai penguasa dalam melindungi kekuasaannya. Alih-alih melindungi privasi dan keistimewaannya, para legislator pengecut merapatkan diri. Serangan air bah demokrasi ternyata tak sebanding dengan ketrampilan pengelolaan informasi yang cerdas dan canggih.
Bangkai dan Narsisme
Legislator akan muncul di saat menguntungkan dirinya. Para legislator akan tampil terdepan kepermukaan dan membuka pintu lebar-lebar saat hiruk pikuk kegiatan mereka. Apalagi menjelang dan usai peristiwa pemilu, para anggota legislator akan siap-siap tebar pesona di depan media. Begitupun dengan hingar bingar pelantikan dan sidang paripurna. Legislator akan tampil pede dan bersolek saat nafsu narsis tiba. Berdandan bak badut-badut, para legislator siap bercuap-cuap untuk dipotret dan diwawancarai oleh media.
Musim Narsis telah tiada, saat kebobrokan tercium bak bangkai yang menyeruak menembus batas-batas dinding penyekat gedung. Sumpah serapah, marah, kesal, dan benci mengharu biru para legislator tercinta. Bau bangkai kebejatan dan kenakalan anggota DPR yang busuk teramat menyengat para media. Apakah salah bila para media mengendus bau bangkai dan bau busuk kebejatan.
Saat nafsu ber-narsis ria dengan media tiba ternyata tak sebanding perhatiannya dengan bau bangkai para legislator. Bagi legislator, wartawan hanyalah teman untuk ber-NARSIS ria. Bila bau bangkai kebejatan kenakalan mereka tercium, wartawan adalah musuh legislator.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H