Mohon tunggu...
Ari Syarifudin
Ari Syarifudin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Reader,Writer book, Biker, Traveller, Web developer, twitter:@syarifudin

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bau Bangkai dan Narsisme

18 Februari 2012   03:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:30 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah ketakutan yang sangat besar bagi  pemenang pemilu atau partai penguasa dalam melindungi kekuasaannya. Alih-alih melindungi privasi dan keistimewaannya, para legislator pengecut merapatkan diri. Serangan air bah demokrasi ternyata tak sebanding dengan ketrampilan pengelolaan informasi yang cerdas dan canggih.

Bangkai dan Narsisme

Legislator  akan muncul di saat menguntungkan dirinya. Para legislator akan tampil terdepan kepermukaan dan membuka pintu lebar-lebar  saat hiruk pikuk kegiatan mereka. Apalagi menjelang dan usai peristiwa pemilu, para anggota legislator akan siap-siap tebar pesona di depan media. Begitupun dengan  hingar bingar pelantikan dan sidang paripurna. Legislator akan tampil pede dan bersolek saat nafsu narsis tiba. Berdandan bak badut-badut, para legislator siap bercuap-cuap untuk dipotret dan diwawancarai oleh media.

Musim Narsis telah tiada, saat kebobrokan tercium bak bangkai yang menyeruak menembus batas-batas dinding penyekat gedung. Sumpah serapah, marah, kesal, dan benci mengharu biru para legislator tercinta. Bau bangkai kebejatan dan kenakalan anggota DPR yang busuk teramat menyengat para media.  Apakah salah bila para media mengendus bau bangkai dan bau busuk kebejatan.

Saat nafsu ber-narsis ria dengan media tiba ternyata tak sebanding perhatiannya dengan bau bangkai para legislator. Bagi legislator, wartawan hanyalah teman untuk ber-NARSIS ria. Bila bau bangkai kebejatan kenakalan mereka tercium, wartawan adalah musuh legislator.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun