Entah seperti apa kebahagian yang membuncah pada diri Claudio Ranieri malam tadi! Yang jelas rona bahagia jelas terlihatk etika bersalaman dengan Jose Mourinho, kompatriotnya dalam dunia kepelatihan yang sekarang melatih Chelsea. Tim yang baru saja dikalahkannya 2-1! Hasil yang membuat The Foxes kembali memuncaki klasemen BPL. Posisi yang sama sekali tidak ia pikirkan. Ia hanya menargetkan sesegera mungkin Leicester City mencapai poin 40, nilai yang diatas kertas lepas dari ancaman degradasi. Ia sadar posisi sekarang adalah mimpi. Ia hanya ingin The Foxes tidak cepat terbangun.
Awal mendengar nama Claudio Ranieri adalah ketika ia menukangi Fiorentina.  Namanya terselip diantara reputasi Fabio Cappelo, Marcello Lippi. Menjadikan Fiorentina masuk dalam The Magnificent Seven Seria A merupakan bukti ia punya kapasitas. Dunia kepelatihan sepakbola yang ia geluti selama hampir tiga dekade membuat ia terlihat matang. Bukan melulu hanya sekedar prestasi. Konsistensi dalam profesi membuat ia disegani. Pengalaman menangani tim yang bertabung bintang ataupun atau klub yang berisi pemain yang tergolong rata-rata membuat ia menjadi sosok pelatih yang komplet.
Julukan The Tinkerman mulai disematkan padanya ketika ia menukangi Chelsea pada kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2004. Kebiasaannya untuk berganti-ganti formasi dan strategi disinyalir merupakan sebab ia mendapat julukan itu. Namun yang jelas Pria berumur 64 tahun berkebangsaan Italia pantas berbangga. Dunia kepelatihan sepakbola yang ia geluti selama hampir tiga dekade telah memberi ia ruang khusus. Differensiasi yang ikut mewarnai lukisan persepakbolaan dunia. Bukan melulu hanya sekedar prestasi. Konsistensi dalam profesi membuat ia disegani.  Karir sepakbolanya yang panjang mulai dari jadi pemain sampai pelatih telah menjadikannya legenda hidup. Jatuh bangun, dipecat dan diangkat, juara dan terpuruk menyisakan cerita berharga dalam perjalanan hidup seorang Claudio Ranieri, The Tinkerman!
Tuah magis The Tinkerman seolah menemui takdirnya di Leicester City.  Permainan anak asuhnya kini menjadi buah bibir! Di bulan Desember musim sebelumnya Leicester bergelut dikubangan zona degradasi http://syarifthoyibi.blogspot.co.id/2015/05/selamat-buat-chelsea-dan-leicester-city.html, tak dinyana satu tahun kemudian  klub ini memuncaki kasta tertinggi persepakbolaan Inggris. Kolektifitas, semangat, dukungan fans dan stakeholder lainnya serta tentunya sentuhan magis The Tinkerman merupakan faktor-faktor penting pencapaian The Foxes saat ini. Terus kerja keras dan rendah hati Leicester City.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H