Mohon tunggu...
Syarif Perdana Putra
Syarif Perdana Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate at Institut Bisnis Nusantara

Content Writer Enthusiast | Maka Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan dan Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan |

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

7 Hal yang Sering Disalahartikan Mengenai Penggunaan Dana Darurat, Penting Kamu Catat!

28 November 2024   08:30 Diperbarui: 29 November 2024   15:04 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar, anak kecil yang sedang mengumpulkan koin recehan kedalam celengannya, Sumber : https://www.pexels.com/@cottonbro studio

 Untuk memastikan likuiditas, pilihlah instrumen keuangan yang mudah diakses dan aman, seperti rekening tabungan atau deposito berjangka dengan tenor pendek. Pastikan juga rekening ini terpisah dari rekening operasional harian agar tidak mudah tergoda untuk menggunakannya.

5. Mengandalkan Kartu Kredit Sebagai Pengganti Dana Darurat

Banyak orang berpikir bahwa kartu kredit bisa menjadi pengganti dana darurat. Padahal, menggunakan kartu kredit saat menghadapi situasi darurat justru dapat menambah beban finansial. Alasannya, kartu kredit biasanya dikenakan bunga yang cukup tinggi, sehingga utang yang ditimbulkan akan semakin besar jika tidak segera dilunasi. Selain itu, kartu kredit tidak memberikan rasa aman yang sama seperti dana darurat. 

Ketergantungan pada utang untuk menangani keadaan darurat hanya akan memperburuk kondisi keuanganmu di masa depan. Risiko lainnya adalah kebiasaan menggunakan kartu kredit untuk pengeluaran sehari-hari, sehingga limit kartu berkurang saat benar-benar dibutuhkan. 

Solusinya adalah membangun dana darurat yang memadai sehingga kamu tidak perlu bergantung pada utang. Jika terpaksa menggunakan kartu kredit, pastikan untuk melunasi tagihan sesegera mungkin agar tidak terjebak dalam lingkaran utang.

6. Tidak Memperbarui Dana Darurat Secara Berkala

Banyak orang lupa untuk memperbarui dana darurat seiring dengan perubahan gaya hidup atau situasi finansial. Misalnya, saat pengeluaran bulanan meningkat karena memiliki anak atau pindah ke kota dengan biaya hidup lebih tinggi. 

Jika dana darurat tidak disesuaikan, maka jumlahnya mungkin tidak cukup untuk menutupi kebutuhan di masa mendatang. Kesalahan ini sering terjadi karena kurangnya kebiasaan mengevaluasi kondisi keuangan secara rutin. 

Padahal, perubahan kecil dalam pengeluaran dapat berdampak besar pada kebutuhan dana darurat. Dengan tidak memperbarui jumlah dana, kamu mungkin akan menghadapi kesulitan saat situasi darurat benar-benar terjadi. 

Untuk mengatasi hal ini, lakukan evaluasi keuangan setidaknya sekali setahun. Tinjau kembali pengeluaran bulanan dan hitung ulang jumlah ideal dana darurat. Dengan cara ini, kamu dapat memastikan bahwa dana darurat selalu sesuai dengan kebutuhanmu.

7. Menganggap Dana Darurat Sebagai Solusi Segala Masalah

Terakhir, banyak yang salah kaprah dengan menganggap dana darurat sebagai solusi untuk semua masalah keuangan. Padahal, dana darurat hanya berfungsi sebagai jaring pengaman sementara dan bukan pengganti perencanaan keuangan jangka panjang. Mengandalkan dana darurat untuk segala kebutuhan finansial hanya akan menguras simpananmu dengan cepat. 

Selain itu, kebiasaan ini menunjukkan kurangnya perencanaan keuangan yang matang. Misalnya, menggunakan dana darurat untuk membayar cicilan utang atau mendanai proyek besar justru dapat menimbulkan masalah baru. 

Solusinya adalah memiliki perencanaan keuangan yang komprehensif, termasuk asuransi untuk melindungi diri dari risiko besar seperti biaya medis atau kehilangan pendapatan. Dana darurat sebaiknya digunakan sebagai pelengkap dari rencana keuangan ini, bukan sebagai satu-satunya solusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun