Mohon tunggu...
Syarif Perdana Putra
Syarif Perdana Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate at Institut Bisnis Nusantara

Content Writer Enthusiast | Maka Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan dan Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan |

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Orangtua Wajib Paham! 5 Ciri-Ciri Ini Termasuk Toxic Parenting yang Perlu Dihindari

9 Oktober 2024   08:30 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:32 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Ib & Anak Sedang Bermain Bersama, Sumber : www.pexels.com/@Berendey_Ivanov / Andrey_Kobysnyn

Ciri terakhir yang sering muncul dalam toxic parenting adalah terlalu sering mengkritik atau bahkan merendahkan anak. Kritik yang terus-menerus dan tidak disertai dengan dorongan positif bisa menghancurkan rasa percaya diri anak. Beberapa orangtua mungkin merasa bahwa mereka sedang mendidik anak dengan menunjukkan kesalahan mereka, tetapi jika hal ini dilakukan secara berlebihan dan tidak konstruktif, dampaknya justru merusak.

Anak yang tumbuh dengan kritikan yang berlebihan sering kali merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak pernah cukup. Mereka merasa tidak berharga dan takut untuk mencoba hal baru karena takut gagal dan mendapat kritik lagi. Hal ini bisa mempengaruhi perkembangan mental dan emosional mereka dalam jangka panjang. Sebaiknya, orangtua memberikan kritik yang membangun dan disertai dengan pujian atas hal-hal positif yang sudah dilakukan anak. Ini akan membantu anak untuk belajar dari kesalahan tanpa kehilangan rasa percaya diri.

Menghindari Toxic Parenting dan Membangun Hubungan yang Sehat

Ilustrasi Gambar Seorang Ayah Sedang Menasehati Putrinya, Sumber : www.pexels.com/@August de Richelieu
Ilustrasi Gambar Seorang Ayah Sedang Menasehati Putrinya, Sumber : www.pexels.com/@August de Richelieu

Memahami dan menghindari pola toxic parenting adalah langkah penting yang harus dilakukan setiap orang tua demi perkembangan yang sehat dan bahagia bagi anak. Meskipun tujuan orangtua mungkin mulia, yakni untuk melindungi, mendidik, atau memotivasi anak, penerapan pola asuh yang keliru justru dapat menimbulkan dampak negatif yang mendalam pada anak, baik secara emosional maupun mental. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk selalu mengevaluasi pendekatan mereka dalam mengasuh anak, serta memastikan bahwa mereka tidak jatuh dalam perangkap toxic parenting. Kelima ciri yang telah dijelaskan, mulai dari kontrol berlebihan hingga mengabaikan kebutuhan emosional anak, adalah hal-hal yang seringkali sulit disadari namun sangat merusak hubungan orang tua dan anak. 

Orangtua perlu lebih peka terhadap bagaimana perasaan anak, memberikan ruang untuk kemandirian mereka, serta menghindari tekanan yang berlebihan. Hubungan yang sehat antara orangtua dan anak dibangun atas dasar saling menghormati, memahami, dan mendukung, bukan melalui kontrol, kritik yang berlebihan, atau tuntutan yang tidak realistis. Menyadari dan menghindari ciri-ciri toxic parenting ini, orangtua dapat menciptakan suasana yang lebih positif di rumah. Anak-anak akan tumbuh dengan kepercayaan diri yang kuat, merasa dihargai, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik. Mereka akan merasa bahwa cinta orang tua adalah cinta yang tanpa syarat, yang mendukung mereka dalam berbagai keadaan, baik dalam kesuksesan maupun kegagalan.

Referensi :

Azura Puan Khalisa. fimela.com. 27 September 2024. '3 Ciri Toxic Parenting yang Perlu Dihindari' [daring]. Tautan :
https://www.fimela.com/parenting/read/5709841/3-ciri-toxic-parenting-yang-perlu-dihindari?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun