Mohon tunggu...
Syarif Najmudin
Syarif Najmudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - founder vila quran

mahasiswa pasca sarjana uin sunan gunung djati bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rekonstruksi Nilai Dasar Perjuangan Pahlawan

10 November 2024   08:24 Diperbarui: 10 November 2024   08:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rekonstruksi Nilai Dasar Perjuangan Pahlawan 

Muhammad Syarif Najmudin

Hari Pahlawan senantiasa dijadikan momentum untuk menghidupkan kembali rasa nasionalisme suatu bangsa. Upaya nyata membangun nilai dasar perjuangan yang diwariskan kepada generasi penerus di negeri tersebut.

Sebagian masyarakat masih belum menyadari sepenuhnya terhadap pentingnya nilai perjuangan bangsa, padahal sejatinya harus menjadi ruh mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara. Minimnya pemahaman terhadap sejarah hari pahlawan menyebabkan sebagian masyarakat kita cenderung acuh tak acuh terhadap penghargaan pada para pejuang Republik Indonesia.

Bila ditanya kapan hari kemerdekaan Indonesia, sebagian besar rakyat Indonesia pasti mampu menjawab dengan tepat tanggal 17 Agustus 1945. Namun tidak demikian halnya dengan pertanyaan hari pahlawan. Sebuah PR besar bagi kita sebagai warga negara untuk menanamkan kembali orientasi kebangsaan dan menumbuhkan semangat kepahlawanan melalui peringatan hari pahlawan ini.

Ketidakmerataan pemahaman akan hari pahlawan yang diperingati tiap tanggal 10 November ini, menuntut kita untuk terlibat mengedukasi masyarakat. Peran pendidik dan setiap insan yang terlibat dalam dunia transformasi ilmu diperlukan dalam merekonstruksi nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya ;

Pertama, orientasi makna perjuangan. Nilai dasar perjuangan pahlawan harus dipahami dengan baik, karena pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut akan membentuk dan mempengaruhi cara berfikir dan pandangan hidup bangsa. Kemerdekaan diraih dengan darah dan nyawa para pahlawan, selayaknya jiwa juang tak kenal lelah dan pantang menyerah menjadi watak dan kepribadian bangsa Indonesia dalam menghadapi pertarungan global yang menuntut kekuatan fisik dan mental untuk meraih prestasi tinggi mengharumkan bangsa dan negara.

Kedua, membangun cara berpikir terhadap perjuangan. Sikap dan perilaku yang muncul kepermukaan merupakan hasil penerjemahan cara berpikir itu sendiri.  Cara  berpikir  yang  dituju  oleh  merupakan  pola  berpikir  kritis  dan  tidak terjebak pada pola pikir kaku menafikan pendapat lain. Perjuangan pahlawan di masa revolusi kemerdekaan harus menjadi semangat hidup berbangsa dan bernegara. Menghargai perjuangan dengan merawat keutuhan dan kedaulatan, menjaga persatuan dan kesatuan, semangat anti korupsi, sadar diri dan tahu diri terhadap makna kekuasaan (anti politik dinasti), merupakan gambaran kecil hasil pemahaman berpikir terhadap pejuangan pahlawan.

Ketiga, memupuk nilai perjuangan pahlawan. Keteladanan para pahlawan yang telah dibuktikan dengan keberanian dan keikhlasan berkorban tanpa berharap jasa, harus dijawab dengan bukti nyata kita dalam menikmati hasil perjuangan mereka. Pada akhirnya membentuk pribadi bangsa yang yakin mampu berdikari, tidak bergantung pada bangsa lain. Tidak menghinakan diri pada bangsa lain dengan berhutang dan menggadaikan kedaulatan demi kekuasaan pdan ambisi pribadi. Hal ini perlu dilestarikan dan dikembangkan dengan wujud pengabdian kepada bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun