Mohon tunggu...
Syarif Lukman
Syarif Lukman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa yang ingin menyalurkan aspirasinya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Digital

30 Juni 2024   23:24 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa yang terus menunjukkan dinamika perkembangannya di era digital ini. Fenomena ini menghadirkan dampak maupun tantangan yang perlu dihadapi. Saragih (2022), mengatakan bahwa diantara beberapa tantangan adanya dinamika perkembangan bahasa di era digital ini adalah masuknya bahasa asing ke dalam percakapan sehari hari. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan menyebabkan beberapa dampak terhadap bahasa Indonesia, diantaranya:
1.Tergerusnya   arus   kebudayaan   asli   Indonesia.   Maksudnya,   masyarakat   akan   lebih penasaran dengan budaya luar ketimbang budaya asli Indonesia.
2.Eksistensi bahasa Indonesia akan meredup lantaran banyak yang memilih bahasa asing ketimbang bahasa Indonesia sendiri.
3.Pemahaman tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar akan berkurang.
4.Rasa cinta tanah air yang seharusnya ada di-diri setiap manusia mulai memudar.
5.Masyarakat akan memandang rendah bahasa sendiri
6.Melemahnya budaya serta bahasa bangsa Indonesia (Saragih, 2022)

Era digital yang disertai globalisasi menjadi wadah lahirnya kosakata baru dalam bahasa Indonesia. Istilah gaul, singkatan, dan bahasa campuran dengan bahasa asing marak digunakan. Pengguna bahasa gaul didominasi oleh generasi Z (Rachman, Nurgiansah, et al., 2021). Generasi Z merupakan generasi yang lahir sekitar tahun 1996-2010, yang berusia 14-28 tahun di tahun 2024.

Di sisi lain, kemunculan istilah-istilah baru ini menyebabkan adanya normalisasi penggunaan bahasa yang tidak baku dan kurang memperhatikan kaidah bahasa. Sebagai contoh dalam penggunaan bahasa 'gabut'. Hal ini dinormalisasi sebagai arti dari 'bingung harus melakukan apa'. Sedangkan dalam PUEBI, kosa kata 'gabut' tidak memiliki makna yang sebenarnya. Kemudian penggunaan kata 'OTW' yang merupakan singkatan dari 'on the way' atau jika diartikan ke bahasa Indonesia mengandung arti 'sedang di jalan' yang lebih mudah diucapkan oleh warga Indonesia khususnya oleh generasi Z maupun generasi millenial.

Pentingnya peran dalam menjaga dan membina bahasa Indonesia terletak pada berbagai pihak. Badan Bahasa, sebagai institusi resmi, bertanggung jawab untuk memantau perkembangan bahasa dan menyusun kamus bahasa Indonesia yang mutakhir. Lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam menanamkan kecintaan dan pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada generasi muda.

Sebagai Warga Negara Indonesia yang arif dan bijak, kita perlu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berbagai situasi, baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Pentingnya mengapresiasi berbagai ragam bahasa Indonesia yang ada di seluruh penjuru nusantara. Bersama-sama menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa yang tak ternilai. Perkembangan bahasa Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama. Jaga dan lestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan identitas nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun