Mohon tunggu...
Syarif Husein
Syarif Husein Mohon Tunggu... -

Lahir 11/12/1991 \r\n\r\nSaat ini aktif di Pers Mahasiswa REVOLUSI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soe Hok Gie Dimata Saya

14 April 2014   16:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria sipit itu bernama Soe Hok Gie ( EYD; Su Hok Gi ) selanjutnya saya sebut Hok Gie, seorang peranakan China, dia bisa saya sebut minoritas dalam minoritas, minoritas pertama karena dia peranakan China dan minoritas kedua karena dia aktivis, tak seperti peranakan China kebanyakan yang jadi pedagang atau pengusaha namun dia memilih untuk jadi aktivis, dan dalam dunia aktivis dia tidak main-main, tidak tanggung tanggung, dia jujur dan konsisten tentang apa yang diperjuangkannya, idealismenya tumbuh dari Ideologi kemanusiaan dan persaudaraan. dalam memberikan opini politik dan beragitasi dia bertahan dengan konsep-konsep Ideologi tersebut tanpa kompromi, sering kali dia tunjuk hidung dalam berbagai artikelnya di media masa atau dicatatan hariannya, dan untuk hal ini dia pernah dapat surat kaleng yang berbunyi “diam kau cina, pulang kau ke negerimu” juga ketika dia sedang berjalan santai di trotar ada yang melempar pesan dari arah mobil yang berbunyi “jangan jalan di malam hari jangan pulang sendirian” dan dia juga pernah bercerita kepada temannya bahwa dia merasa ada yang membuntutinya. tapi olehnya ancaman dan teror tadi dianggapnya angin lalu, dia tetap konsisten mengkritik hal-hal yang dianggapnya tidak benar, dari Pemerintah, Rektor UI, Dekan UI dan DMUI, juga teman-temannya yang dulu aktivis bersama-sama meruntuhkan rezim orde lama namun idealismenya telah terjual oleh penguasa orde baru tak luput dari kritiknya, dari sikapnya inilah dia semakin sendirian dan kesepian, untuk hal ini dia menulis dicatatan harianya “saya merasa saya semakin kesepian, tapi bagi saya lebih baik saya diasingkan daripada saya menyerah kepada kemunafikan”.( Catatann Seorang Demonstran )  tapi karena kebernian dan kejujurannya dia dikagumi banyak orang. termasuk diantara yang mengagumi Hok Gie adalah Soemitro Djojohadikoesumo ( EYD; Sumitro Joyohadikusumo ) ayah dari Prabowo Subianto, Pramoediya Ananta Toer ( EYD; Pramudiya Ananta Tur ), Harsja W Bachtiar ( EYD; Harsya W Bakhtiar ), Jacob Oetama ( EYD; Jakob Utama ) dan Awjong Peng Koen ( EYD; Aujong Peng Kun ) dua nama terakhir adalah pendiri Harian Kompas, dll ( termasuk saya ).

Jadi Hok Gie diamata Saya seorang mahasiswa yang berani dan jujur apa adanya, dia tak segan-segan dalam mengkritik dia bukan tipe orang yang ngomongin dibelakang, karena ini dia dimusuhi sekaligus dikagumi banyak orang, banyak teman-teman dekatnya tidak menegrti jalan fikirannya yang begitu berani mengkritik sana-sini, untuk hal ini dia sering mengutip sebuah lagu spritual “nobody can see, the trouble I see, nobody my sorrow”. dan memang seorang pejuang sejati akan kesepian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun