Mohon tunggu...
syarif hamdani
syarif hamdani Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Dari Kolagen hingga Pewarna: Mengungkap Bahan Haram dalam Kosmetik

31 Oktober 2024   05:57 Diperbarui: 31 Oktober 2024   07:52 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam industri kecantikan yang semakin berkembang, kosmetik halal menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang, khususnya di kalangan konsumen Muslim. Memilih produk yang sesuai dengan prinsip halal bukan hanya sekadar mengikuti aturan agama, tetapi juga mencerminkan kepedulian terhadap kesehatan dan keberlanjutan. Namun, sering kali bahan-bahan yang digunakan dalam kosmetik sehari-hari tidak memenuhi kriteria ini. Dalam artikel ini, kita akan mengupas berbagai bahan kosmetik yang sering kali berasal dari sumber haram, serta implikasi kesehatan dan fiqih yang terkait.

1. Kolagen: Keindahan yang Berasal dari Sumber yang Dipertanyakan

Kolagen adalah bahan populer dalam produk anti-penuaan dan perawatan kulit, dikenal karena kemampuannya untuk meningkatkan elastisitas kulit. Namun, kolagen dapat berasal dari berbagai sumber hewani, termasuk babi, yang secara jelas dianggap haram dalam Islam. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kehalalan produk yang mengandung kolagen. Kolagen nabati dan kolagen dari ikan adalah alternatif yang lebih sesuai dengan prinsip halal. Menurut sebuah studi, konsumen yang sadar akan halal semakin mencari produk yang menggunakan kolagen dari sumber yang lebih etis dan halal, yang menunjukkan kesadaran akan pentingnya transparansi dalam pemilihan bahan kosmetik

2. Gliserin: Bahan Pelembap yang Perlu Diperhatikan

Gliserin adalah bahan yang umum digunakan dalam berbagai produk kosmetik, seperti lipstik dan lotion. Sumber gliserin dapat berasal dari lemak hewani atau nabati. Jika gliserin berasal dari lemak babi atau hewan yang tidak disembelih sesuai syariah, maka produk tersebut menjadi tidak halal. Dalam konteks kesehatan, gliserin nabati memiliki manfaat yang lebih baik karena sifatnya yang lebih aman dan tidak menimbulkan reaksi alergi pada kulit sensitif. Banyak produsen kosmetik halal kini beralih ke gliserin nabati, tidak hanya untuk memenuhi permintaan pasar yang halal tetapi juga untuk memberikan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan

3. Asam Lemak: Sumber yang Menjadi Perdebatan

Asam lemak, seperti asam stearat, sering digunakan dalam kosmetik untuk memberikan kelembutan dan kekenyalan. Namun, asam lemak ini bisa berasal dari sumber hewani, termasuk babi. Dalam konteks fiqih, penggunaan asam lemak dari sumber haram dapat menjadikan seluruh produk tidak halal. Pilihan yang lebih baik adalah menggunakan asam lemak nabati, yang tidak hanya memenuhi kriteria halal tetapi juga cenderung lebih baik untuk kesehatan kulit. Misalnya, asam lemak dari minyak kelapa atau minyak zaitun memiliki banyak manfaat untuk kulit, termasuk menghidrasi dan melindungi dari kerusakan.

4. Pewarna Kosmetik: Warnai dengan Hati-hati

Pewarna adalah komponen penting dalam kosmetik, terutama pada produk seperti lipstik, blush on, dan eyeshadow. Salah satu pewarna yang sering dipertanyakan adalah carmine, yang berasal dari serangga cochineal. Meskipun tidak berasal dari hewan yang dilarang, penggunaannya dalam produk kosmetik sering kali dipertentangkan karena status najis serangga dalam beberapa pandangan fiqih. Pewarna alami dari sumber nabati, seperti bit merah atau kunyit, menjadi pilihan yang lebih halal dan ramah lingkungan, tetapi ketersediaannya mungkin terbatas.

Beberapa pewarna sintetis juga dapat menimbulkan masalah. Walaupun banyak pewarna sintetis yang halal, proses pembuatan pewarna ini bisa melibatkan bahan-bahan yang tidak halal, seperti gelatin. Oleh karena itu, penting untuk selalu membaca label dengan teliti dan memilih produk yang memiliki sertifikasi halal dari lembaga yang diakui

5. Squalene: Kebaikan dari Laut atau Sumber yang Dipertanyakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun