Mohon tunggu...
Syarifah Jeihan
Syarifah Jeihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Universitas Airlangga Jurusan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Virus Mpox dan Solusi Penyelesaiannya

2 Oktober 2024   17:56 Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:57 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SYARIFAH JEIHAN ANASTASYA UMARI / 191241157

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Beberapa bulan terakhir, virus monkeypox atau biasa dikenal dengan mpox sering menjadi topik pembahasan baik di sosial media maupun di kehidupan sehari hari. Hal itu disebabkan karena kekhawatiran masyarakat akan virus ini, apakah akan menjadi pandemi selanjutnya atau hanya sekedar virus pada umumnya saja. Sejak tanggal 18 Agustus 2024, Kemenkes mengonfirmasi terdapat 88 kasus mpox di Indonesia. Untuk itu kita harus lebih mengenal soal virus ini untuk mengetahui seberapa bahaya dan tindakan apa saja yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan melindungi diri dari virus ini.

Virus ini pertama kali muncul dan ditemukan pada tahun 1958 di kota Copenhagen, Denmark. Virus ini ditemukan pada hewan monyet yang ada dalam laboratorium penelitian pada saat itu. Kemudian virus ini pertama kali ditemukan pada manusia di daerah Afrika pada tahun 1970. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa pada dasarnya virus ini adalah virus yang menyerang hewan kemudian berpindah kepada manusia. Peristiwa ini dikenal dengan zoonosis, dimana suatu virus, bakteri, dan penyakit yang awalnya menyerang bukan pada manusia kemudian menuju kepada manusia. Beberapa hal yang membuat zoonosis dapat terjadi dikarenakan beberapa sebab, mulai dari kontaknya manusia dengan hewan secara langsung, produk makanan yang sudah terontaminasi, dan penularan yang terjadi melalui vektor.

Beberapa perbedaan yang dapat kita ketahui antara cacar monyet dengan cacar air pada umumnya adalah cairan yang terdapat pada benjolan. Jika dalam benjolan cacar air biasa berisi air danakan pecah dengan sendirinya serta mengering, sedangkan pada kasus cacar monyet benjolan yang ada berisi nanah yang kemudian akan menjadi luka lepuh dan koreng, selain itu pada kasus cacar monyet terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Pada dasarnya, cacar air dan cacar monyet sama sama ditularkan oler virus pox. Sehingga jika seseorang sudah pernah terkena cacar air, maka kekebalan dan imunitas tubuhnya sudah terbentuk sehingga menjadi lebih kebal dengan famili virus pox yang lain. Perihal ini harus diedukasikan lebih lanjut kepada khalayak masyarakat agar tidak terjadi panik yang berlebihan. Karena banyak dari masyarakat yang sudah pernah terkena cacar air khususnya di waktu kecil. Kalaupun Kembali terpapar virus pox ini, maka gejala dan keluhan yang didapatkan tidak akan parah, karena tubuhnya sendiri sudah mengenali jenis virus dan kekebalan imunnya juga lebih kuat disbanding orang orang yang belum pernah terkena virus pox sama sekali.

Bukan berarti dengan mudah bisa santai, tetapi tetaplah menyeimbangi dengan kewaspadaan di lingkungan sekitar. Tetap menjaga pola hidup sehat dan bersih, mengonsumsi makanan bergizi, dan tetap rutin berolahraga. Pola hidup sehat yang dijalankan dan dijadikan rutinitas harapannya dapat membangun dan memperkuat imunitas tubuh.

KATA KUNCI : Cacar, Virus, Zoonosis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun