Mohon tunggu...
syarifah izzati
syarifah izzati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terperangkap dalam Layar: Dinamika Ujaran Kebencian dan Kepercayaan Diri Remaja di TikTok

6 Desember 2024   08:38 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:50 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan: Metamorfosis Ruang Komunikasi Digital

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi ruang eksistensial bagi generasi muda. TikTok, platform yang meledak popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir, tidak sekadar menjadi aplikasi hiburan, melainkan telah bermetamorfosis menjadi arena ekspresi, komunikasi, dan identitas digital remaja.

Dalam lanskap komunikasi kontemporer, media sosial telah mengalami transformasi fundamental yang melampaui konsep komunikasi tradisional. TikTok bukan sekadar aplikasi berbagi video, melainkan ekosistem digital kompleks yang membentuk ulang psikologi dan interaksi sosial generasi muda.

Penelitian ini membuka jendela pemahaman baru tentang bagaimana ujaran kebencian tidak sekadar memengaruhi, tetapi secara sistematis merekonstruksi mekanisme psikologis remaja dalam berekspresi dan berinteraksi di ruang digital.


Potret Penggunaan: Intensitas TikTok dalam Kehidupan Remaja

  • Pola Konsumsi Media Digital

Temuan penelitian mengungkap realitas mengejutkan: 82% responden—hampir delapan dari sepuluh remaja—menggunakan TikTok setiap hari. Angka ini lebih dari sekadar statistik; ia adalah potret transformasi fundamental dalam cara generasi muda mengkonsumsi, menciptakan, dan mendistribusikan konten.

Setiap harinya, ribuan menit dihabiskan dalam ekosistem digital yang kompleks dan dinamis. Algoritma canggih TikTok tidak sekadar menyajikan konten, tetapi secara aktif membentuk preferensi, membaca psikografis, dan menciptakan ruang mikroekosistem personal bagi setiap penggunanya.

14% responden mengakses platform beberapa kali per minggu, menandakan bahwa meskipun tidak seintensif kelompok pertama, TikTok tetap memainkan peran signifikan dalam konstruksi identitas digital mereka dan menandakan bahwa TikTok telah menjadi semacam "ruang kedua" setelah dunia nyata. Setiap detik, setiap gerak, setiap ekspresi mereka terekam dalam algoritma yang terus menerus membaca perilaku dan preferensi. Sisanya, meskipun persentasenya kecil, menunjukkan variasi pola konsumsi media yang kompleks.

  • Implikasi Psikososial

Intensitas penggunaan ini membawa konsekuensi psikologis yang mendalam. TikTok tidak lagi sekadar platform hiburan, melainkan ruang konstruksi identitas, ekspresi diri, dan interaksi sosial yang kompleks.

Setiap detik yang dihabiskan di platform ini adalah proses negosiasi identitas—remaja tidak sekadar mengonsumsi konten, tetapi aktif membentuk persona digital mereka, bereksperimen dengan representasi diri, dan membuka diri pada penilaian publik.

Ujaran Kebencian sebagai Kekerasan Digital

  • Prevalensi dan Distribusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun