BRICS (akronim dalam bahasa Inggris dari: Brazil, Russia, India, China, South Africa, disingkat BRICS), merupakan kelompok beranggotakan Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang juga merupakan 5 negara berkembang terdepan di dunia. Empat negara pertama yang disebutkan adalah pendiri dari kelompok ini, sedangkan Afrika Selatan baru bergabung kemudian pada 2010.
Keputusan Indonesia untuk tidak ikut serta dalam BRICS meskipun terdapat kesamaan dengan negara-negara berkembang lainnya mencerminkan kekhawatiran lama akan keterlibatan mereka dalam aliansi geopolitik serta ketidakpastian mengenai manfaat ekonomi yang akan diperoleh dari keanggotaan tersebut.
Terdapat keuntungan jika Indonesia bergabung dengan BRICS yaitu :
a. Dalam sejarahnya, BRICS yang anggotanya terdiri dari negara ekonomi berkembang, yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, bertujuan mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan atau antara negara berkembang. Kemitraan mencakup berbagai bidang seperti ekonomi, perdagangan, politik, dan pembangunan sosial.
b. Dengan total nilai ekonomi mencapai 33,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan mewakili 45% dari total populasi dunia, BRICS jelas merupakan mitra yang strategis bagi ASEAN.
c. Bagi negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara, BRICS dapat membantu pertukaran teknologi, pengetahuan, dan perdagangan yang saling menguntungkan satu sama lain.
d. Negara-negara BRICS juga terus mempromosikan de-dolarisasi untuk menghapus ketergantungan terhadap dolar AS sebagai mata uang internasional. Mereka mempromosikan pencapaian Bank Pembangunan Baru BRICS dalam mendanai berbagai proyek, memosisikannya sebagai bagian dari rencana pembangunan ekonomi blok tersebut. Langkah tersebut pada dasarnya sejalan dengan Indonesia yang juga sedang menggiatkan penggunaan rupiah sebagai upaya mengurangi ketergantungan meminimalisasi penurunan nilai tukar terhadap dolar. Dalam hal ini, Bank Pembangunan Baru BRICS dapat membantu menguatkan mata uang rupiah sebagai alat transaksi internasional.
Sedangkan kerugiannya adalah :
a. Karena banyak analis ysng menyatakan manfaat ekonominya tidak jelas dan nyata, sedangkan dampak politik dan ekonomi akibat reaksi dari Barat sudah cukup pasti.
b. Citra Indonesia yang dipandang sebagai bagian dari dunia Tiongkok (China)-Rusia akan menjadi masalah. Karena Indonesia sangat mengedepankan kebijakan luar negerinya yang independen dan aktif. Bagaimana bisa menjualnya ke negara lain, padahal berada di grup yang sama dengan Tiongkok dan Rusia? Indonesia, yang bahkan dalam Presidensi G20 2022 lalu dipercaya menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina, hanya akan terperangkap dalam situasi rumit yang tidak perlu jika bergabung dengan BRICS. Ini juga akan membuat Indonesia sulit mengambil sikap politik global, misalnya ketika merespons ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina atau perang dagang AS-Cina. Jika Indonesia bergabung dengan BRICS, kelompok Barat akan melihatnya sebagai sinyal keberpihakan terhadap Rusia dan Cina. Hal ini bisa sangat memengaruhi hubungan diplomatik Indonesia dengan AS, Cina, maupun Rusia, yang selama ini baik-baik saja.
c. Meskipun BRICS mulai menjadi lebih pragmatis dan fokus pada agenda pembangunan dan perdagangan antara negara-negara berkembang, kemungkinan untuk menjadi proksi pertarungan kekuasaan negara-negara besar akan tetap ada.