Mohon tunggu...
SYARIFAH FADILA AMALIA
SYARIFAH FADILA AMALIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

Topik konten favorit mengenai perekonomian nasional maupun internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Indonesia Mengalami Deindustrialisasi Dini?

19 November 2023   18:20 Diperbarui: 19 November 2023   18:27 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mengalami deindustrialisasi dini, yang ditandai dengan terus menyusutnya sektor industri hingga produktivitas yang makin menurun. Kontribusi sektor manufaktur Indonesia hanya menyentuh angka 18,3%, dari yang sebelumnya pernah mencapai 32%, menunjukkan Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi dini. Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa Indonesia telah keluar dari status negara berpenghasilan rendah menjadi negara dengan pendapatan menengah ke atas, namun daya saing manufaktur terus mengalami penurunan.

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhiya? Dan apa saja solusinya?

Faktor-faktor yang mempengaruhi deindustrialisasi dini di Indonesia antara lain keterbatasan lapangan pekerjaan, ketidakmerataan penyebaran tenaga kerja, kurangnya pelatihan keterampilan kerja, dan faktor kebijakan pemerintah. Deindustrialisasi dini ini juga menjadi salah satu faktor utama yang akan menahan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, tidak bisa lebih dari 5% di tahun 2024.

Dalam pandangan sejarah pemikiran ekonomi, terdapat beberapa solusi yang dapat diusulkan untuk mengatasi deindustrialisasi dini. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:

  • Reindustrialisasi. Upaya untuk memulai kembali pertumbuhan sektor industri dengan fokus pada pengembangan sektor manufaktur yang berkelanjutan. Hal ini meliputi pengembangan sektor bernilai tambah tinggi, hilirisasi industri, dan pengembangan industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja
  • Kebijakan industrialisasi komprehensif. Diperlukan kebijakan industrialisasi yang komprehensif dengan pemetaan potensi sektoral yang jelas. Hal ini mencakup pengembangan sektor industri pengolahan yang kuat, memberi nilai tambah, dan memperkuat struktur perekonomian
  • Pengembangan sektor berkelanjutan. Fokus pada pengembangan sektor industri yang berkelanjutan, seperti industri hijau, dengan menggunakan energi bersih dan memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam pengembangan industri.
  • Peningkatan daya saing manufaktur. Langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing sektor manufaktur melalui peningkatan kualifikasi tenaga kerja, peningkatan produktivitas, dan peningkatan inovasi dalam proses produksi. Dengan mengimplementasikan solusi-solusi tersebut, diharapkan Indonesia dapat mengatasi deindustrialisasi dini dan memulai kembali pertumbuhan sektor industri secara berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun