Mohon tunggu...
Syarifah Dwi Pratama
Syarifah Dwi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Kriminologi

Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Tulisan Tangan: Peran Grafologi dalam Forensik

5 Januari 2024   22:00 Diperbarui: 5 Januari 2024   22:44 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam dunia forensik, aplikasi metode ilmiah adalah kunci untuk menyelidiki kejahatan dan memastikan keabsahan dokumen. Dalam hal ini studi mengenai kriminologi forensik, merupakan pelibatan disiplin ilmu lain dalam pengungkapan kejahatan (Meliala, 2023). Pendekatan multidisiplin ini semakin berkembang sebagai upaya untuk menggabungkan berbagai ilmu dalam analisis kriminal. Kriminologi forensik dapat ditemukan sebagai matakuliah dalam jurusan kriminologi yang ada di Universitas Indonesia. Mata kuliah ini, mempelajari berbagai cabang bidang ilmu forensik yang ada di Indonesia.

Salah satu cabang ilmu forensik yang dipelajari dalam mata kuliah kriminologi forensik adalah 'Forensik Grafologi,'. Dengan memanfaatkan tulisan tangan, grafologi tidak hanya mengungkap karakteristik kepribadian seseorang, tetapi juga berperan sebagai aplikasi yang sangat penting dalam sektor perbankan, terutama dalam mendeteksi penyimpangan seperti pemalsuan tandatangan. Selain itu, dalam beberapa kasus kriminal seperti terorisme dan pembunuhan ilmu grafologi seringkali dilibatkan sebagai bukti kritis.

Grafologi, sebagai bentuk psikologi modern, tidak hanya mengidentifikasi ciri kepribadian melalui tulisan tangan, tetapi juga menjadi saksi sejarah unik setiap individu. Dalam analisis psikometrik, seringkali digunakan pilihan ganda sebagai metode identifikasi. Sebaliknya, dalam analisis grafologi, pendekatan berbeda diterapkan tanpa menggunakan pilihan ganda. Analisis grafologi melibatkan pemetaan pola gesturgrafis yang muncul dalam setiap sampel tulisan tangan. Dalam hal ini, meskipun semua orang menerima contoh tulisan yang sama, interaksi kompleks antara otak, saraf, dan otot membuat setiap tulisan tangan menjadi unik dan tidak dapat disamakan satu sama lain.

Dalam upaya identifikasi tulisan tangan, alat modern memperbesar setiap goresan hingga 1600 kali yang memperlihatkan detail-detail kecil yang menarik seperti batang-batang tabung dengan diameter yang berbeda-beda. Meskipun pada saat ini kecerdasan buatan mampu menghasilkan tulisan yang menyerupai tulisan tangan manusia, kompleksitas ilmu grafologi tetap menjadi tantangan yang sulit dipecahkan oleh AI. Oleh karena itu, aplikasi grafologi masih tetap relevan dan bernilai, khususnya dalam forensik untuk mengidentifikasi dan memverifikasi dokumen. Hal ini dikarenakan urat syaraf yang dimiliki olehsetiap individu menjadi petunjuk tak terbantahkan dalam mengidentifikasi keaslian tulisan tangan. Dalam dunia forensik, aplikasi metode ilmiah adalah kunci untuk menyelidiki kejahatan dan memastikan keabsahan dokumen.

Pendekatan grafologi memiliki dua aliran utama, yakni Graphoanalysis yang banyak digunakan di Amerika Serikat, dan Gestalt grafologi yang populer di Eropa. Di Indonesia, Deborah Dewi yang merupakan salah satu grafolog menggabungkan antara metode Amerika dengan metode Eropa untuk meningkatkan akurasi analisis tulisan tangan. Pendekatan ini menjadi kunci dalam ilmu forensik, di mana aplikasi metode ilmiah dan teknik grafologi dapat membantu mengungkap tindakan kriminal (Dewi, 2023).

Secara keseluruhan, ilmu grafologi tetap menjadi jendela tak tergantikan yang membawa kita ke dalam kompleksitas dan keunikan dari setiap goresan pena. Sebuah narasi yang membuka pintu untuk pemahaman lebih dalam tentang diri manusia dan membantu mengungkap aspek-aspek dalam dunia kriminologi.

Refrensi

Meliala, A. E. (2023). Buku ajar kriminologi forensik : forensik sebagai studi kriminologi dan pelibatan disiplin lain dalam pengungkapan kejahatan / Adrianus Eliasta Meliala, Agustin Dea Prameswari, Natalia Widiasih Raharjanti, Adhitya Sigit Ramadianto, Nathanael Sumampouw, Ad. Jakarta: Salemba Humanika.

Dewi, D. (2023, Oktober 6). Indonesia.

Syarifah Dwi Pratama
Mahasiswa Pascasarjana Kriminologi Universitas Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun