Keempat, kehilangan keanekaragaman hayati. Selama 50 tahun terakhir telah terjadi pertumbuhan pesat konsumsi manusia, populasi, perdagangan global, dan urbanisasi, yang mengakibatkan umat manusia menggunakan lebih banyak sumber daya Bumi. Laporan WWF baru-baru ini menemukan bahwa ukuran populasi mamalia, ikan, burung, reptil dan amfibi telah mengalami penurunan rata-rata 68% antara tahun 1970 dan 2016.Â
Laporan tersebut mengaitkan hilangnya keanekaragaman hayati dengan berbagai faktor, khususnya faktor lahan. Berubahnya hutan, padang rumput dan hutan bakau menjadi sistem pertanian. Hewan-hewan tertentu juga sangat terpengaruh oleh perdagangan satwa yang kemudian terancam kepunahannya. Lebih dari 500 spesies hewan darat berada diambang kepunahan dan kemungkinan besar akan hilang dalam waktu 20 tahun.
Kelima, polusi plastik. Sebuah laporan oleh jurnal sains, Nature, menetapkan bahwa saat ini, sekitar 14 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya, merusak habitat satwa liar dan hewan yang hidup didalamnya.Krisis plastik akan meningkat menjadi 29 juta metrik ton per tahun pada tahun 2040 jika tidak ada tindakan yang diambil. Yang lebih mengejutkan adalah National Geographic  telah menemukan bahwa 91 % dari semua plastik yang pernah dibuat tidak di daur ulang. Bisa kita bayangkan bagaimana manusia hidup dengan sampah plastik yang membutuhkan waktu 400 tahun untuk terurai.
Keenam, Deforestasi. Setiap jam, hutan seluas 300 lapangan sepak bola ditebang. Diperkirakan pada tahun 2030, planet bumi mungkin hanya memiliki 10% hutan jika deforestasi tidak dihentikan. Semuanya dapat hilang dalam waktu kurang dari 100 tahun. Adapun penyebab utama deforestasi yaitu pertanian. Lahan yang dibuka untuk beternak atau menanam tanaman tertentu seperti sawit dan tebu. Hutan tidak hanya berfungsi menyerap karbon, tapi juga membantu mencegah erosi tanah dan sebagai sumber energi terbarukan.
Ketujuh, Polusi Udara. Penelitian dari WHO telah menunjukkan bahwa diperkirakan 4.2 hingga 7 juta orang meninggal akibat polusi udara di seluruh dunia setiap tahun  dan 9 dari 10 orang menghirup udara yamg mengandung polutan tingkat tinggi.
Kedelapan, lapisan es mencair dan kenaikan permukaan laut. Saat ini permukaan laut naik dua kali lebih cepat daripada yang terjadi di sebagian besar abad ke 20 sebagai akibat dari peningkatan suhu di bumi. Permukaan air laut meningkat rata-rata 3.2 mm per tahun secara global dan akan terus bertambah hingga sekitar 0.7 meter pada akhir abad ini.
Kesembilan pengasaman laut. Lautan di bumi menyerap sekitar 30 % karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer bumi. Hal ini terjadi karena konsentrasi emisi karbon yang lebih tinggi dilepaskan berkat aktifitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, serta efek perubahan iklim global seperti peningkatan lahu kebakaran hutan. Perubahan pH dapat berdampak signifikan pada tingkat keasaman laut yang kemudian dapat berdampak buruk pada keberadaan ekosistem laut. Hal yang paling ditakutkan dari pengasaman laut adalah pemutihan terumbu karang yang kemudian menyebabkan terumbu karang hilang.
Kesepuluh, pertanian. Produksi tanaman melepaskan gas rumah kaca seperti dinitrogen oksida melalui penggunaan pupuk. Studi telah menunjukkan bahwa sistem pangan global bertanggung jawab atas sepertiga dari semua emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia, dimana 30% berasal dari peternakan dan perikanan.
Kesebelas, kerawanan pangan dan air yang mengakibatkan sekitar 1.1 miliar orang di seluruh dunia kekurangan akses pada air, dan total 2,7 miliar orang telah mengalami kelangkaan air setidaknya satu bulan dalam setahun.
Kedua belas, Fast fashion dan limbah tekstil. Limbah tekstil masih jarang disoroti namun gaya fast fashion yang berkembang juga berpengaruh pada polusi di planet bumi
Terakhir, penangkapan ikan berlebihan. Kebutuhan protein yang semakin banyak mengakibatkan pada penangkapan ikan yang berlebihan. Keadaan ini dapat merugikan lingkungan, salah satunya kehilangan tingkat keragaman hayati.