Mohon tunggu...
syarif ridwan
syarif ridwan Mohon Tunggu... Guru - Lahir di Kab. Maros, Sulawesi Selatan, tahun 1969. Usai menamatkan pendidikan di PonPes Darul Arqam Gombara, Makassar pada 1988. Menetap di Jakarta sejak tahun 88 hingga 2013. Kini menetap di Kab. Serang setelah tinggal di Kab. Tangerang hingga 2013.

Lahir di Makassar 1969. Pest. Darul Arqam 88, LIPIA 93. Kini menetap di Kab. Serang, setelah tinggal beberapa tahun lamanya di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Eksistensi Parpol Islam

3 Agustus 2009   10:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:52 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertama dari tiga tulisan

Tergerusnya perolehan suara Parpol Islam yang selama ini berada di level menengah: PPP, PKB, PBB dan PAN dengan basis massa Islam pada Pemilu 2009, memunculkan beragam komentar skeptis apakah Parpol Islam tersebut masih mampu bertahan dan eksis hingga pemilu tahun 2014 nanti digelar?

Komentar skeptis tersebut muncul ketika raihan suara Parpol Islam tersebut ternyata meleset jauh dari target yang diharapkan. Alih-alih bertahan dengan perolehan suara sama dengan Pemilu lalu, justru yang terjadi adalah penurunan jumlah suara sangat signifikan. Yang paling mengenaskan tentu saja adalah PBB (Partai Bulan Bintang) yang dikomandani oleh Menteri Kehutanan, MS. Ka'ban, karena tidak mampu mencapai ambang batas 2,5%. Artinya bahwa, sejarah Partai Bulan Bintang berakhir pada tahun 2009

Tak terkecuali PKS yang sebelum Pemilu digelar sejumlah elite partai mengklaim mampu meraih 20% suara, ternyata juga terkena imbas Tsunami Demokrat. Walau masih untung, kalau bisa dibilang demikian, karena perolehan kursi di DPR pada pemilu lalu 47 kursi, kini bertambah menjadi 57 kursi, itupun bila penghitungan kursi tahap 2 yang telah dilakukan oleh KPU tidak jadi dinulir oleh Mahkamah Agung. Yang sekarang deg-degan tentu mereka yang nama-namanya telah tercantum sebagai penghuni Gedung DPR periode 2009-2014, khawatir bila gugatan yang diajukan oleh caleg Partai Demokrat, dikabulkan oleh MA.

Turunnya popularitas Parpol Islam pada pemilu 2009 yang ditandai dengan berkurangnya jumlah suara yang diperoleh, juga bisa diartikan bahwa masyarakat Indonesia saat ini khususnya  umat Islam yang bersimpati dan menyalurkan aspirasi mereka kepada parpol Islam tersebut pada pemilu lalu, perlahan-lahan mangalihkan dukungan mereka kepada partai Nasionalis, khususnya Demokrat yang lekat dengan kekuatan figur SBY.

Hal ini juga mengindikasikan bahwa partai berbasis agama bukan jaminan umat Islam yang menjadi penduduk terbesar negeri ini memberikan dukungan dan sebagai penyalur aspirasi  mereka. Umat Islam tentu ingin bukti dan karya nyata yang bisa mereka rasakan dampaknya secara langsung,  bukan sekedar janji walau itu dihembuskan dengan angin syurga.

Menurunnya perolehan suara Parpol Islam pada Pemilu 2009 seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi seluruh elite partai tersebut, dan selanjutnya mengambil langkah-langkah penting agar nada minor dan alasan skeptis bahwa eksistensi Parpol Islam akan berakhir, tidak menjadi kenyataan memilukan. Maka pada tulisan ini, setidaknya ada beberapa langkah penting yang harus dibenahi dalam tubuh Parpol Islam tersebut.

(berlanjut...)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun