Mohon tunggu...
syarif ridwan
syarif ridwan Mohon Tunggu... Guru - Lahir di Kab. Maros, Sulawesi Selatan, tahun 1969. Usai menamatkan pendidikan di PonPes Darul Arqam Gombara, Makassar pada 1988. Menetap di Jakarta sejak tahun 88 hingga 2013. Kini menetap di Kab. Serang setelah tinggal di Kab. Tangerang hingga 2013.

Lahir di Makassar 1969. Pest. Darul Arqam 88, LIPIA 93. Kini menetap di Kab. Serang, setelah tinggal beberapa tahun lamanya di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

8 Kebiasaan Buruk Manusia Indonesia (1)

12 Agustus 2009   19:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:50 1730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebenarnya sudah sangat lama saya ingin menulis tentang beberapa kebiasaan dan perilaku buruk kita sebagai manusia Indonesia yang lahir dan tumbuh besar di negeri tercinta ini. Mungkin sebagai tambahan dari judul sebuah buku terkenal karya Mukhtar Lubis "Manusia Indonesia" yang sering dijadikan referensi untuk mengetahui karakter dan sifat-sifat umum manusia Indonesia khususnya yang hidup dari Sabang sampai Merauke, maupun tinggal menetap sebagai warga asing dari Maroko hingga Pulau Rote.

Sengaja tulisan ini saya buat untuk menjadi cermin dan pengingat bagi setiap kita, apakah sifat-sifat buruk ini lekat dan menyatu pada diri kita sebagai perilaku buruk, ataukah kita terbiasa melakukannya secara sadar, kadang-kadang, atau sekali-sekali dan tanpa tanpa sadar.

Delapan (8) kebiasaan buruk ini muncul sebagai hasil penelitian dan persaksian sekian waktu lamanya terhadap kebiasaan-kebiasaan buruk dan tak terpuji yang dilakukan orang-orang yang di sekitar kita. Bahkan mungkin termasuk saya sendiri dan mungkin Anda juga. Bila demikian, maka saatnya  bagi kita untuk sadar, bertobat dan tidak mengulanginya. Bila Anda punya tambahan terkait dengan tema ini, ya monggo, ditambahin...

1- Meludah dan buang ingus disembarang tempat

Inilah kebiasaan buruk pertama yang sering dilakukan manusia indonesia, mau hidup dipedesaan atau pun ditengah kota moderen. Meludah atau buang ingus (iihhh..., jijik) bila dilakukan disembarang tempat, maka tidak hanya bisa mengenai orang-orang yang ada disamping kira kanan kita, tapi ingus atau ludah itu juga dapat menimbulkan penyakit. Coba bayangkan kalau ada seseorang yang berpenyakit TBC meludah di jalan, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama virus yang terdapat pada ludah atau dahaknya itu akan beterbangan dibawa angin lalu masuk ke dalam hidung atau mulut orang-orang yang  disekitarnya. Maka kata Rasulullah saw. Kaffarah (tebusan, bayaran) bagi orang yang meludah di jalan adalah "radmuha", menggosok ludahnya itu dengan alas kaki yang ia gunakan hingga ludahnya hilang tak berbekas. Cara terbaik yang kita bisa lakukan adalah meludah di kertas tissue lalu membuangnya di tempat sampah. Lebih aman dan tidak merepotkan, bukan?

2- Kencing berdiri di balik pintu mobil atau di balik pohon

Ini yang sering saya saksikan saat berada di jalan raya atau berada di taman, atau pinggir jalan yang ditumbuhi banyak pepohonan rindang. Saya yakin Anda juga pernah menyaksikan sopir mobil; taksi ataupun umum (saya kira tidak termasuk Bp. H. Syafruddin itu yang ditulis bung Boy itu) dengan santai membuka pintu mobilnya dan menumpahkan air seninya tanpa peduli pada pandangan mata orang-orang yang lalu lalang disekelilingnya. Kebelet sih, kebelet. Tapi apakah harus mengorbankan rasa malu dan mempertontonkan malunya di pinggir jalan dan dibalik pohon? Apalagi orang seperti itu terkadang tidak lagi ber-istinja, atau bersuci dan membersihkan diri dari najisnya sendiri.

Dalam hal ini Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita untuk berlindung dari pandangan manusia saat ingin buang hajat. Yang terbaik adalah di dalam WC, lalu bersuci dengan air atau batu (bila tidak ada kertas) yang bisa menyerap air seni tersebut, sebaiknya tidak berdiri agar percikan air kencing tidak mengenai celana sehingga menjadi najis dan tidak bisa digunakan untuk shalat.

3- Buang sampah di jalan raya

Pernahkah Anda menyaksikan penumpang atau pengendara mobil yang sedang melaju kencang didepan Anda membuang kulit pisang, bungkus rokok, botol air mineral dan lain sebagainya di atas jalan raya tanpa rasa salah sedikit pun? Orang yang nyaris tak berpendidikan seperti ini yang paling menjengkelkan bagi saya. Pernah suatu ketika di lampu merah perempatan jalan Pramuka, Jakarta Timur, saya menghampiri sopir taksi yang dengan santai membuka pintu mobilnya dan membuang botol air mineral di jalan. "Bang, masa sih dibuang disitu. Emang tempat sampah?". Kataku kalem. Syukur sopir tersebut malu sendiri dan mengambil kembali sampahnya.

Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita untuk senantiasa hidup bersih dan teratur dengan membuang sampah pada tempatnya. Bukankah beliau mengatakan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman.

4- Balapan di lampu merah

Ini yang paling heboh saat kita berada diperempatan lampu merah. Menyaksikan bajaj dan kendaraan roda dua yang masing-masing ingin didepan mendahului yang lainnya. Sehingga ketika detik-detik lampu hijau menyala, serta merta kendaraa-kendaraan tersebut melaju kencang seakan berlomba paling depan. semabri meninggalkan asap hitam pekat dibelakangnya. Diperempatan lampu merah kita akan saksikan para raja jalanan ingin berlomba seakan menanti kibaran bendera di sirkuit balapan.

Tergesa-gesa dijalan raya itu berbahaya, bisa mencelakai diri sendiri dan orang lain. Kata Rasulullah saw. "Al 'ajalatu minasy syaetan", ketergesaan itu bagian dari sifat syetan. Maka hati-hatilah selalu di jalan, tidak perlu tergesa-gesa kaya dikejar polisi, apalagi mancing pengendara lain untuk balapan. Ingat! Berbagai korban kecelakaan yang terjadi di jalan raya karena sifat buruk ini, maka singkirkanlah! Walau ada yang berkata, "Lebih cepat, lebih bae..". Tapi yang lain mungkin berkata, "Biar cepat asal selamat...!

(lanjutkan...!!!)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun