Mohon tunggu...
syarif ridwan
syarif ridwan Mohon Tunggu... Guru - Lahir di Kab. Maros, Sulawesi Selatan, tahun 1969. Usai menamatkan pendidikan di PonPes Darul Arqam Gombara, Makassar pada 1988. Menetap di Jakarta sejak tahun 88 hingga 2013. Kini menetap di Kab. Serang setelah tinggal di Kab. Tangerang hingga 2013.

Lahir di Makassar 1969. Pest. Darul Arqam 88, LIPIA 93. Kini menetap di Kab. Serang, setelah tinggal beberapa tahun lamanya di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

'Candu' Itu Bernama Kompasiana!

15 Oktober 2009   18:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:35 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jam menunjukkan pukul 24.25 WIB, malam semakin larut. Mata pun kian terasa berat memandang setiap huruf yang muncul satu persatu di layar monitor. Jari-jari tanganku masih 'menari' perlahan di atas keyboard komputer. Sesekali saya berdiri atau berjalan beberapa langkah mengitari ruang tamu yang tidak terlalu luas, meregangkan tubuh saat mulai penat dan mengusir kantuk yang datang menyergap

Secangkir kopi susu, air putih dan makanan ringan terkadang turut menemani hingga larut malam sampai tulisan selesai dan saya anggap patut dipersembahkan bagi para pembaca Kompasiana. Dan seusai shalat subuh dan membaca beberapa lembar al-Qur'an, postingan tersebut saya baca kembali sambil merevisi bila ada yang kurang atau lebih, baik subtansi tulisan, penulisan kata maupun tanda baca, sebelum akhirnya saya posting di blog yang selama 3 bulan terakhir ini telah menanamkan 'candu' dalam diri saya; membaca, menelaah dan menulis!

Malam ini, malam yang lalu dan mungkin esok malam masih akan saya lalui hingga larut; menulis apa yang saya anggap penting, aktual di tengah publik, informatif, bermanfaat dan bisa mencerahkan bagi pembaca Kompasiana. Dua koran harian yang jadi langganan kantor mulai jadi bacaan wajib. Demikian pula dengan situs-situs berita yang bertebaran di dunia maya, jadi santapan harian untuk mendapatkan ilham dan inspirasi sebagai bahan pokoh penulisan. Bahkan bukan itu saja. Saya merasa bahwa apa saja yang terjadi disekitar kita, sekecil apapun itu kerap menjadi sumber inspirasi untuk selanjutnya diabadikan dalam sebuah tulisan sehingga manfaatnya dapat dinikmati oleh orang banyak orang.

Mungkin bukan hanya saya seorang yang telah kena 'candu' Kompasiana. Rekan-rekan lain yang lebih dahulu berkenalan dengan blog ini mungkin juga sudah terbius 'candu' yang sama. Lihatlah sejumlah tulisan yang diposting saat memasuki pergantian hari. Bahkan sejumlah komentar argumentatif beberapa rekan Kompasianer masih bermunculan pada larut malam. Apa gerangan yang membuat mata mereka tetap terjaga hingga larut dan rela begadang malam kalau bukan karena 'candu' yang telah disebar di blog ini? Candu ingin memberi, berbagi, mengkritik atau mengapresiasi terbuka luas di blog ini.

Saya sendiri tidak tahu, apakah mereka ini sebelumnya telah istirahat lalu bangkit di tengah malam untuk memposting tulisan atau sekedar menuliskan komentar, ataukah mereka beranjak ke peraduan kala pagi menjelang setelah artikel selesai diposting!? Entahlah! Tapi yang pasti bahwa salah satu sebab mereka lakukan semua itu karena ada gairah yang menyertai, sehingga perjuangan melawan rasa kantuk dan tubuh penat bukan perkara berat, sebab kepuasan batin setelah menyelesaikan sebuah tulisan yang apik dan bermanfaat adalah kenikmatan tak terperi!

Tak pelak lagi, Kompasiana telah jadi 'candu' yang kini merasuk dalam diri para penikmatnya. Para penulis yang berasal dari latar sangat beragam kini berlomba memberikan yang terbaik. Penulis public tampak tak mau kalah dengan penulis tamu atau wartawan senior untuk mempersembahkan tulisan yang mencerahkan. Apalagi para penulis senior yang telah malang melintang dalam dunia tulis menulis dengan senang hati berbagi ilmu dan pengalaman bagi mereka yang ingin belajar.

Suasana seperti ini membuat rekan-rekan blogger yang awalnya hanya sekedar membaca, ada yang kemudian tergoda berkomentar, dan akhirnya 'terjerumus' untuk menulis. Semua ini menandakan bahwa terjadi proses perubahan ke arah yang positif. Ada transformasi ilmu dan nilai pada diri rekan-rekan Blogger Kompasiana. Ada semangat dan gairah yang menyertai setiap tulisan yang didasari niat memberikan kebaikan dan manfaat bagi orang lain. Benarlah sabda Rasulullah saw. “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain†(H.R. Bukhari)

Terima kasih Admin Kompasiana

Selamat ulang tahun Kompasiana!

Utan Kayu, 16.10.2009

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun