Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Film

Ulasan Film: Inherit The Wind (1960)

6 Juli 2023   09:59 Diperbarui: 6 Juli 2023   10:06 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film ini menceritakan tentang perdebatan lama antara agama kuno dan sains/ilmu pengetahuan. Bisa dibilang film ini cukup berani. Namun hal ini tidak terlalu mengherankan karena film ini terbit di barat, dimana kebebasan berpikir itu dilindungi secara mutlak. Dalam film ini, seorang guru SMA didakwa melecehkan agama dan injil karena mengajarkan teori Darwin. Pada masa itu, teori Darwin tidak selaras dengan keyakinan agama sehingga dipandang sebagai pelanggaran hukum.

Meski terkesan nuansa dramatisasi yang kental, film ini cukup memberikan gambaran bagaimana logika harus digunakan dengan baik. Dogma agama semestinya menjadi bagian dari kepercayaan pribadi yang tidak bisa dipaksakan atau bahkan mendakwa orang lain.

Hal menarik lain adalah karena Film ini mengambil nuansa penegakan hukum. Pada jamannya, penegak hukum adalah tokoh publik yang cukup popular, atau bisa sebaliknya, dibenci semua orang. Tidak salah kalau ada yang mengatakan advokat adalah pilihan profesi yang buruk. Profesi ini rawan berkonflik dengan pikiran public. Namun di sisi lain, jelas profesi advokat ini menjadi semakin menantang. Hal ini karena advokat hadir untuk memperjuangkan hak, kebenaran dan keadilan, meski harus berhadapan dengan massa. Pikiran banyak orang, tidak lebih baik dari pikiran satu orang. Keduanya sama-sama pemikiran, sehingga mestinya harus saling memberikan penghormatan.

Dunia hukum lekat dengan logika. Siapa yang memiliki argumentasi lebih logis, dia yang akan memenangkan pertarungan. Dalam film ini, nuansa khas diskursus hukum sangat kuat. Advokat dengan lihat membalik logika jaksa dengan cara berpikirnya sendiri. Ini adalah kecerdasan yang disisipkan. Kadang kita sibuk memasang pagar perlindungan untuk menahan serangan dari luar, namun lupa, bahwa musuh ternyata telah menghitung bahwa kita akan kalah dan menyerah karena tidak bisa keluar dari pagar yang kita buat sendiri.

Syarif_Enha@Tegalsari, 1 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun