Jangan pula kita korupsi dengan alasan diiming-imingi dengan banyak uang. Karena uang tidak akan berarti apa-apa jika kita mampu menguasai hasrat untuk memiliki semuanya. Jangan pula beralasan karena kita manusia, penuh dengan kelemahan. Justru karena kita manusia, mestinya bisa melawan itu semua. Sebagaimana dijelaskan, manusia adalah mahluk yang paling hebat dan mulia (ahsani taqwim), sehingga jangan justru dijadikan alasan karena kelemahan dan ketidak mampuan kita untuk melakukan atau menolak sesuatu.
Jadi, kisah tersebut diatas, tidak hendak menyetarakan wanita dengan iblis. Wanita dan pria adalah sama di mata Allah SWT, yang membedakan tidak lain hanyalah kualitas taqwanya.
Pada akhirnya, yang perlu dikuatkan adalah manajemen diri kita untuk melawan hasrat diri masing-masing. Sehingga tidak mudah tergoda dengan gelimangnya harta, gemilangnya kuasa maupun eloknya lawan jenis kita.
Jangan lupa doa selalu kita panjatkan kehadirat-Nya. Allahumma arinal haqo haqqo warzuqnattiba'ah. Waarinal bathila bathil warzuqnajtinabah. (Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami, yang batil itu batil, dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya.) Amin. (Syarif)
*Artikel ini pernah dipublikasikan dalam Majalah PesanTrend Edisi 2 tahun I, April 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H