"Tidaklah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman."(QS. An-Nahl:79)
 "Dan (kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat Taat kepada Allah." (QS.Shaad:19)
Manusia adalah makhluk mulia, namun di berbagai ayat Al-quran, Allah SWT senantiasa menyerukan kepada manusia untuk mememperhatikan makhluk ciptaan-Nya di alam raya ini. Tidak saja memperhatikannya dengan seksama, tapi lebih daripada itu manusia diserukan untuk memikirkannya karena ada hikmah atau pelajaran yang bisa dipetik bagi orang-orang yang berpikir. "Afala tatafakkarun", "afalaa ta'qilun, demikian Al Quran menyebutnya.
Adalah burung salah satu makhluk yang Allah SWT sebutkan dibeberapa tempat dalam Al Quran diantaranya sebagaimana ayat di atas, memiliki kemampuan terbang mengangkasa dan senantiasa hidup berkoloni (swarm). Barangkali kita akan memandang hal biasa koloni burung yang sedang terbang dengan formasi unik di anggkasa. Tapi bagi orang yang senantiasa mengoptimalkan pikirannya, fenomena koloni burung ini akan melahirkan tanya, apakah gerangan ya sedang dilakukan burun-burung itu ? Adakah inspirasi yang bisa diperoleh darinya?
Ternyata perilaku koloni burung  terbang sangat manarik perhatian James Kennedy dan Russel C. Eberhart  untuk diteliti. Dari hasil penelitian mendalam terhadap perilaku unik koloni burung itu, di tahun 1995 kedua ilmuwan ini memperkenal apa yang yang disebut dengan algoritma "Particle Swarm Optimization (PSO) ".Â
Burung yang kerap berkoloni saat terbang  untuk menemukan tujuannya mencari makanan, ternyata mereka bergerak dengan formasi tertentu secara dinamis. Setiap burung (baca: particle) dalam satu koloni/swarm akan saling bekerja sama menemukan bentuk formasi yang optimal dalam menemukan makanannya. Masing-masing akan mngevaluasi  posisinya, mengambil informasi dari teman-temannya untuk mengubah posisinya sehingga berada pada posisi yang terbaik.
Jadi Setiap burung memiliki kecerdasan untuk mengingat kondisi dia sekarang, posisisi historis dia yang terbaik, posisi kawan secara keseluruhan yang terbaik, serta dapat mengambil keputusan untuk mengubah posisinya berdasarkan ketiga variabel tersebut. Luar biasa bukan!
Nah perilaku burung itulah yang menjadi landasan inspirasi Kennedy & Eberhart merumuskan algorithma PSO.
PSO merupakan salah satu varian metode dari algoritma "Swarm Intelligence" yang diaplikasikan di dunia teknik komputasi. Sebagaimana sumber inspirasinya, PSO hadir untuk menawarkan solusi dalam menyelesaikan masalah manusia di berbagai bidang kehidupan terkait optimasi. Dunia Artificial Intelligense yang semakin berkembang dimasa sekarang dan akan datang pun tak lepas dari pemanfaatan metode algoritma PSO ini.
Tak hanya di dunia teknologi saja, di bidang ekonomi dan bisnis metode PSO terasa sangat membantu. PSO diaplikasikan dalam upaya mengoptimasi performance kinerja perusahaan mulai dari memaksimalkan produksi, meminimalisir kerugian, mengoptimasi pengelolaan karyawan, ataupun metode dalam analisa pasar.
Tak ketinggalan di bidang politik, PSO dapat digunakan dalam hal mengoptimasi polularitas dan elektabilitas politisi misalnya. Bahkan dalam menjalankan roda organisasi pun pendekatan prinsip-prinsip PSO dapat diaplikasikan untuk mendapatkan performance organisasi yang lebih optimal dalam merealisasikan tujuannya serta adaptif ditengah- tengah realitas tantangan zaman yang senantiasa dinamis.