“Mereka membuat kami tidak punya pilihan selain bersikeras bahwa kami tetap satu-satunya yang berkomitmen untuk pelaksanaan kesepakatan, sementara Israel terus melanggar kesepakatan.” Demikian petikan pidato Mahmoud Abbas (30/9), Presiden Palestina, di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), merujuk pada kesepakatan Oslo. Kesepakatan ini merupakan perundingan damai antara Israel dan Palestina yang menjadi dasar solusi “Dua-Negara”. Kesepakatan ini tentunya juga menuai kontroversi di internal Palestina sendiri, khususnya dari Hamas, seteru politik Fatah. Tidak lama setelah pidato presiden dukungan fraksi Fatah itu, bendera Palestina dikibarkan yang pertama kalinya dalam sejarah di markas PBB. Upacara pengibaran berlangsung damai dan disaksikan oleh 119 pimpinan negara yang mendukung dikibarkannya bendara Palestina di PBB itu.
Israel, menurut Abbas, bukan hanya ingkar janji untuk melepaskan orang-orang Palestina yang ditahan, tapi juga terus mencaplok tanah di Tepi Barat dan Yerussalem Timur. ‘Kenakalan’ Israel yang sering dilakukan ini tidak bisa lagi ditolerir, katanya. Kesabaran Abbas nampaknya habis dan kesepakatan Oslo tidak lagi berguna untuk dijadikan pijakan resolusi konflik.
“Tidak berguna lagi menghabiskan waktu untuk negosiasi demi menentukan negosiasi lain. Apa yang diperlukan adalah memobilisasi upaya internasional untuk mengawasi berakhirnya pendudukan sesuai dengan resolusi legitimasi internasional,” kata Abbas di depan para pemimpin negara yang hadir di Sidang Umum PBB.
Sebaliknya, Israel yang juga turut menolak dikibarkannya bendera Palestina di PBB, menuding Abbas telah bermain-main dengan perjanjian yang telah disepakati. Perdana Menteri Benyamin Netanyahu bahkan menyebut otoritas Palestina “tidak punya niat baik” untuk perdamaian dengan melanggar kesepakatan.
“Faktanya, dia melakukannya lagi dan lagi, menolak perjanjian ini adalah bukti paling kuat yang menunjukkan bahwa dia tidak berniat mencapai perjanjian damai,” kata Netanyahu merespon pidato Abbas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H