Mohon tunggu...
Syarif hidayatullah
Syarif hidayatullah Mohon Tunggu... Programmer - TPQ TANGGA LISUNG NW DAN BLOGGER

-ALUMNI MA SYAIKH ZAINUDDIN NW ANJANI -ALUMNI MDQH NW ANJANI -ALUMNI STMIK SZ NW ANJANI -MAHASISWA PASCASARJANA UIN MATARAM -KETUA PEMBINA TPQ TANGGA LISUNG NW

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dunia Semakin Aneh

21 Agustus 2024   06:01 Diperbarui: 21 Agustus 2024   06:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dunia Semakin Aneh
Dunia ini semakin aneh, begitu banyak teka-teki,
Langit tak lagi biru, bintang-bintang pun sembunyi.
Rasanya waktu berlari tanpa arah yang pasti,
Kebenaran terombang-ambing, terhanyut dalam ilusi.

Mereka berbicara tentang cinta, namun dengan hati yang beku,
Menggapai mimpi yang pudar, di tengah riuhnya waktu.
Di sudut-sudut kota, ada tawa yang asing,
Seperti bayang-bayang malam, yang datang tanpa diundang.

Aku melihat mereka berlari, mengejar bayang-bayang tak nyata,
Tertawa dalam kegetiran, menangis tanpa suara.
Di mana hati nurani, di mana jiwa yang murni?
Dunia semakin aneh, penuh tanya yang tak terjawab lagi.

Angin pun berbisik, membawa kabar yang sunyi,
Tentang harapan yang hilang, tentang mimpi yang tak bertepi.
Tapi di balik keanehan, ada cinta yang masih setia,
Menunggu hari esok, dengan doa dan percaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun