Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terima Kasih Anakku, Terima Kasih Istriku (Catatan Ulang Tahun Seorang Ayah)

15 Maret 2017   00:35 Diperbarui: 15 Maret 2017   10:00 7504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Terima kasih anak-anakku, Terima kasih istriku.

Hari ini 15 Maret, 47 tahun silam, Abi terlahir ke dunia. Bukan siapa-siapa, tidak membawa apa-apa. Tanda dimulainya hidup dan penghidupan fana di dunia yang serba sementara. Dunianya bagi kaum titipan bila tidak terlupa …

47 tahun, memang bukan waktu yang sebentar. Orang menyebutnya “jelita”; jelang limapuluh tahun. Usia yang tidak terlalu tua, tapi tidak lagi muda. Usia yang bukan lagi saatnya menghabiskan sisa usia untuk mengejar dunia. Apalagi harta, pangkat dan mahkota. Karena itu semua semu, dan sementara.

47 tahun, hanya sebuah rentang waktu. Menuju kematian yang tidak tahu kapan datang?

Usia yang menjadi peringatan untuk diri sendiri. Agar lebih menunduk di bumi, lebih menengadah ke langit. Usia yang semakin mampu memimpin diri sendiri. Usia yang makin mampu membawa istri menuju penghambaan sejati; makin mampu membimbing buah hati menuju penginsanan abadi. Menghamba kepada Ilahi Rabbi ….

Terima kasih anak-anakku, Terima kasih istriku.

Terima kasih telah menemani, menasehati Abi. Selama perjalanan yang entah kapan berakhir. Untuk lebih baik dalam hidup, lebih bijak dalam sisa hidup.

Bersama kalian, anak-anakku dan istriku. Tetaplah terus temani Abi untuk bisa lebih mendekatkan diri kepada Ilahi Rabbi, sembari mempersiapkan diri menuju hari esok yang abadi, ke-haribaan Ilahi rabbi …

Terima kasih anak-anakku…

Kalian adalah inspirator dan motivator terbaik Abi. Lebih hebat dari mereka yang ada di televisi. Doa dan senyum kalian selalu memacu denyut nadi Abi. Maka tetaplah kalian, menjadi anak-anak yang soleh dan solehah. Jadilah diri kalian sendiri, seperti kalian yang Abi kenal selama ini, yang Abi gendong ketika masih kecil dengan siulan sederhana seorang ayah. Abi bersyukur dan bangga memiliki kalian, anak-anakku.

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun