Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis itu Ibarat Ngopi

25 Maret 2017   16:51 Diperbarui: 3 Juli 2017   14:45 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis itu ibarat NGOPI.

Pelan-pelan saja minumnya, dinikmati biar gak berasa panasnya. Pelan-pelan saja nulisnya, dirasakan biar enak merangkai kata-katanya.

NGOPI, tuntaskan saja satu cangkir dulu. Gak usah pengen dua cangkir.

Karena secangkir kopi itu “menggenapkan”. Tapi terburu-buru dua cangkir bisa “melenyapkan”.

KOPI itu DIAM, mau manis mau pahit. Menulis pun DIAM. Biar kita bisa lebih banyak mendengar –suara-suara,. Suara hati, suara akal. Karena DIAM itu memudahkan berkata-kata …

Tapi, kenapa ada yang bilang menulis itu susah? Ya kalo susah, itu urusan elo bukan urusan gue kan..

Ada yang bilang juga menulis itu gak segampang yang elo pikir. Ya udah elo pikirin aja, ngapain juga gue yang pikirin.

Elo itu kebanyakan nanya, kebanyakan mikir? Wajar kalo ngopi gak, nulis juga gak.

Katanya elo punya pengalaman, punya perasaan, punya pengetahuan, punya semua-semua. Lha, kenapa gak ditulis? Semua bisa kok ditulis, asal mau aja.

Sederhana kok, menulis itu ibarat ngopi.

Ngopi. Kadang takarannya gak melulu pas. Kalo mood-nya lagi bagus, rasa manisnya lebih terasa. Tapi kalo lagi mandek, rasa pahitnya pun jadi dominan. Maka menulis, gak usah elo hindari, gak usah membenci yang elo gak suka. Gak usah musuhin menulis. Nikmati saja saat-saat indah untuk menulis, hingga suatu saat elo terbiasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun