Ini hanya tulisan sejarah. Mengenang masa lalu. Ketika sekitar 100-an orang bekerja dan menyatu dalam wadah yang bernama “Principal Indonesia”. Sebuah perusahaan asuransi jiwa & dana pensiun yang telah diakuisisi pada tahun 2001.
Kita tidak bicara soal kenapa diakuisisi? Atau juga siapa yang mengakuisisi? Tapi bicara soal nilai-nilai. Atau orang banyak bilang “values”. Ya, nilai-nilai yang ada di sebuah lingkungan kerja, di kantor, di tempat kita bekerja.
[caption id="attachment_399814" align="aligncenter" width="300" caption="Pribadi: Kebersamaan Principal Indonesia"][/caption]
Maka tersebutlah nama Principal Indonesia. Sebuah tempat kerja yang memiliki added value, nilai tambah tentang kebersamaan. Dulu, Principal Indonesia berdiri tahun 1994. Dengan fokus di bisnis dana pensiun dan terus berkembang. Hingga di tahun 2001, tercatat sebagai Perusahaan DPLK terbesar ke-3 di Indonesia, dengan aset lebih dari Rp. 230 milyar. Di media cetak atau televisi, Principal dikenal dengan iklannya, “KAMI Bukan Ahli Merancang Jembatan, Tapi Kami AHLI Merancang Program Pensiun”. Konon, iklan itu sangat melekat di publik kala itu. Tapi sayang, di tahun 2001, Principal Indonesia dijual dan diakuisisi oleh sebuah Perusahaan Asuransi Jiwa multinasional di Indonesia.
Mengapa kebersamaan? Ya itu nilai yang tertanam dan melekat di sekitar 100-an karyawan Principal Indonesia. Mungkin karena tidak terlalu besar atau karena sama-sama menghuni sebuah Gedung di Jalan Tanah Abang 2, kebersamaan di kalangan karyawan sangat kuat. Buktinya sederhana saja.
1. Mereka senang berlama-lama di kantor sepulang kerja, sambil nongkrong di latar depan untuk nyantai, sambil jajan somay, bakso dan bercanda ria.
2. Suasana yang cair dan akrab. Walau mereka punya level dan jabatan masing-masing tapi budaya yang dikembangkan lebih bersifat “informal dan akrab”. Satu sama lainnya saling cair, menyatu apa adanya.
3. Konyol tapi Asyik. Ini peristiwa langka di dunia kerja. Kalo ada kantor yang terkadang bersikap konyol (red: becanda) di saat jam kerja tapi suasananya asyik, itulah Principal. Bikin kangen.
Mereka dihimpun dalam media komunikasi bulanan "TEA BREAK". Atau canda mereka pakai kode "Kucing Meooonngg...". Penuh humor, akrab, informal, tapi tetap profesional dan tanggung jawab.
Kebersamaan, itulah nilai terbesar yang dibangun Principal Indonesia selama beroperasi di Indonesia. Ya, kebersamaan sebagai modal teamwork yang kuat, tanggung jawab yang utuh, komunikasi yang baik, dan integritas yang kokoh. Bahkan dimana, orang kerja bisa main karambol bareng? Ya, di Principal ini. Tapi, mereka berkomitmen untuk saling “bergandengan mesra” dalam menjalankan bisnis yang diamanatkan perusahaan. Satu lagi, tradisi kuat yang dibangun Principal Indonesia adalah tradisi berdiskusi dan mencari jalan keluar terhadap semua persoalan yang ada di dunia kerja. Sehingga tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Sungguh, luar biasa dan hal ini menjadi barang langka di dunia kerja saat ini. Karena sekarang, dunia kerja memang cenderung ego. Entah karena orangnya atau karena tuntutan pekerjaannya.
Memang sangat disayangkan, akhirnya kebersamaan di Principal Indonesai usai di Agustus 2001. Saat akuisisi terjadi. Sedih dan haru terasa di seluruh karyawan. Gak nyaman karena kebersamaan mulai terusik. Tapi itulah realitas. Ada pertemuan, memang ada perpisahan. Kita dan semuanya, hanya bisa pasrah menerima kenyataan.
Memang, kebersamaan di Principal telah berakhir. Tapi persahabatan tak pernah usai. Semua mereka bisa mengenang masa-masa indah itu. Masa-masa yang penuh canda, tawa, tapi tetap “on fire” dalam bekerja. Sungguh, Principal Indonesia menjadi episode dunia kerja yang bikin kangen dan layak dikenang bagi mereka yang pernah di dalamnya, termasuk saya sendiri.
Kemana mereka eks Principal sekarang?
Ada dimana-mana. Walau mereka berpisah sejak Agustus 2001. Lebih dari 14 tahun lalu. Dan kini, mereka bertebaran di berbagai bidang dan kantor. Baik di Asuransi Jiwa maupun di bidang lain. Ada yang jadi CEO, ada yang jadi Chief, ada yang pejabat tinggi, dan yang lainnya. Satu yang pasti, mereka tetap profesional dan tetap gandrung pada “kebersamaan” sebagai nilai tambah. Kini, mereka menyebutnya “Palupi-ers” alias Perkumpulan Alumni Principal Indonesia. Semoga saja mereka selalu diberi sehat dan tetap menjunjung tinggi kebersamaan dan persabahatan.
Kata orang bijak, “Kebersamaan dan perpisahan adalah dua hal yang bertolak belakang. Tapi kedua-duanya saling mendukung satu-sama lain”. Maka, jadilah penebar kebersamaan dan persahabatan dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Bravo Principal Indonesia, Salam Palupi-ers !!
#PrincipalIndonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H