Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gue Gak Bisa Nulis (12); Ngomong Mulu, Nulisnya Kapan?

2 Maret 2016   05:32 Diperbarui: 2 Maret 2016   07:09 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gue gak bisa nulis. Ngomong melulu, terus nulisnya kapan?
Pernah gak nanya pada diri sendiri kayak gitu. Iya nanya, ngomong melulu nulisnya kapan? Kan banyak orang sekarang doyan ngomong, tapi jarang atau gak mau ditulis. Wajar aja, apa yang diomongin gak bakal dilakonin. Karena gak ada yang perlu dipertanggungjawabkan.

[caption caption="Gue Gak Bisa Nulis"]

[/caption]Gue gak bisa nulis. Ngomong melulu, terus nulisnya kapan?
 Coba deh lihat. Soal Kalijodo, begitu banyak orang ikut ngomongin. Tiba-tiba pintar soal Kalijodo. Segala rupa diomongin. Soal warganya, soal pekerjaannya, soal psikologisnya, soal sosiologisnya. Berat berat, kalo cuma pandai ngomongin doang. Mendingan bantuin keless.

Ngomong melulu, terus nulisnya kapan?
 Di kafe-kafe, di televisi. Di seminar, di DPR bahkan di kendaraan, banyak banget yang pandai ngomong. Seolah gak pernah habis bahan yang diomongin. Begitulah faktanya, banyak yang doyan ngomong, doyan mikir. Tapi sayang gak doyan ngelakonin. Gak doyan nulis karena bilangnya gak doyan nulis.

Tukang ngomong. Kadang topiknya sepele. Tapi mereka punya segudang cara  untuk ngomongin detailnya. Seolah pikiran yang mereka omongin itulah yang  benar. Pas ditanya, apakah sudah ditulis? Jawabnya belum. Terus gimana mau  ngelakonin kalo gitu....

Tukang ngomong itu kadang menjengkelkan. Gak mau diam, justru makin banyak omong biar gak mati gaya. Giliran nulis, bilang gak punya waktu.

Tukang ngomong, berhentilah banyak  bicara. Ubahlah jadi banyak kerja, lalu banyak nulis. Itu lebih baik. Kenapa  begitu? Agar keadaan di sekitar kita berubah menjadi lebih baik.

Jadi, apa yang harus dilakukan agar bisa berhenti ngomong?
Sederhana, banyakin nulis. Omonglah yang sudah dituliskan, omong yang sudah dilakonin. Dan gak usah ngomong kalo bukan bidangnya, gak ngerti masalahnya. Bikin ruwet, bikin ribet... okeh.

Kalo ada orang yang bikin tulisan bagus, jangan diomongin. Apalagi tulisan jelek kayak gini, jangan juga diomongin. Ambil saja hikmahnya. Agar kita mau mentradisikan menulis.

Agar bisa menulis, gampang saja kok. Rutinlah menulis setiap hari,  latihan dan latihan. Cara nulis biar bisa dan gampang begini:

1. Tulislah isi hati dengan jujur. Buat tulisan yang apa adanya seperti gaya kita sendiri bukan gayanya orang lain.

2. Tulislah langsung pada pokok masalah. Buat tulisan "to the point", langsung menukik ke esensinya biar lebih mudah.

3. Tulislah sesuatu yang lebih membumi. Tulisan gak usah banyak klise atau analogi biar mudah dimengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun