Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cuek Bebek Agar Tetap Kompak; Jangan Tercerai Berai

25 April 2017   20:31 Diperbarui: 26 April 2017   05:00 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa di antara kita yang gak tahu bebek? Pasti tahu dong
Konon, bebek itu binatang dengan tingkat kecerdasan yang rendah. IQ bebek atau intelegensi-nya lebih rendah  jika dibandingkan dengan Anjing. Kalo anjing biar begitu masih bisa dilatih, pendengarannya sangat tajam. Pantes aja, ada orang yang suka bilang “cuek bebek”, itu bukan karena gak cerdas. Tapi karena “sikap sabar” karena bebek memang sabar biar gak cerdas. 

TAPI HEBATNYA.
Di jalanan, kita hampir gak pernah dengar ada BEBEK MATI karena tertabrak. Sementara ANJING banyak yang mati di jalanan karena tertabrak. Bebek yang gak cerdas nyaris lebih selamat daripada anjing yang lebih cerdas. Ironis juga ya …

Kok bisa sih, BEBEK gak pernah ketabrak di jalanan?
Sekali lagi, itulah hebatnya bebek. Bebek memang gak secerdas anjing. Tapi BEBEK itu hidupnya istimewa. Bebek selalu hidup dengan berjamaah, penuh kebersamaan. Kompak dalam satu langkah. Kemanapun perginya, bebek selalu bersama rombongannya; barisannya sangat teratur. Maka ketika menyeberang jalan, seluruh “pengguna jalan” akan berhenti sejenak untuk menghormati rombongan para BEBEK lewat. BEBEK itu selalu KOMPAK, BARENG-BARENG kemanapun mereka pergi.

Beda dengan Anjing, binatang yang gak kompak dan lebih suka “jalan sendiri-sendiri”. Wajar, kalo anjing ketemu anjing bukannya kompak, malah berkelahi, malah ribut. Abis ribut menyalak, si anjing lari kebirit-birit ke jalanan, wajar akhirnya ketabrak. Mati deh anjing …. Ikut berduka cita aja deh.

PILKADA udah rampung. Tapi kenapa masih pada ribut aja? 

Udah biarin aja, entar waktu yang buktikan kok. Beda boleh, milih udah, hasil via quick count udah ketahuan. Terima aja dan waktu yang akan buktikan. PEMIMPIN itu gak sama dengan PENGURUS….  menang gak usah jumawa. Kalah gak usah merana. Gak usah gara-gara Pilkada, kita tercerai-berai dan saling menghujat. Nanti bisa bernasib kayak anjing. Mendingan kompak kayak bebek, biar selamat. Biara bisa menatap hari ke depan lebih optimis.  

Bebek itu binatang yang bisa dijadiin filosofi dalam hidup manusia. 

Meskipun gak cerdas, bebek itu hidup bersama dalam rombongan, selalu menjunjung tinggi kelompoknya. Bebek juga binatang yang penyabar, sangat mampu bersosialisasi di antara sesama bebek; tanpa memandang umur, jabatan, atau asal usul mereka. Pasukan BEBEK selalu punya naluri untuk peduli pada lingkungannya dan saling menyayangi sesama bebek.

Belajar dari BEBEK. Cuek bebek aja untuk provokasi dan intimidasi. 

Tetaplah jaga kekompakan, kebersamaan. Biar tidak mati dan tercerai berai. Gak usah menghina orang yang berbeda denganmu karena bisa jadi mereka lebih baik darimu. Kalo kita sadar bahwa tiap manusia tidak ada yang sama. Maka perbedaan itu sesuatu yang indah. Gak usah ngotot, apalagi nyolot.

 Jadi "cuek bebek" aja, agar kita lebih utamakan sabar dalam kondisi apapun. Bukan ngotot atawa nyolot yang gak jelas sementara sekeliling kita udah jelas. Cuek bebek aja, sabar aja. Itu lebih baik.

Seperti BEBEK, mereka selalu kompak dan tetap bersama. Karena bebek tahu  “serigala itu hanya memangsa domba atau binatang liar yang keluar dari rombongannya” … 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun