Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Masa Pensiun Bukan Cuma Soal Uang tapi Mental

31 Januari 2025   10:39 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:39 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati hari tua (Sumber: Pribadi)

Kawan-kawan saya, sudah banyak yang pensiun. Ceritanya macam-macam. Ada yang senang kemping dan fotografi, ada yang masih bekerja lagi. Tidak sedikit pula yang berkiprah sosial atau ber-wirausaha. Bahkan kawan saya yang lain, justru di masa pensiun jadi sering olahraga. Sambil menikmati kulineran tentunya. Intinya, masa pensiun atau hari tua bukan semata-mata soal uang. Tapi soal aktualisasi diri, mau berkegiatan apa setelah tidak bekerja lagi secara rutin?

Usia tua atau saat pensiun, bisa jadi periode penutupan dalam rentang hidup seseorang. Satu periode waktu yang lebih banyak dipakai untuk bersosial dan menikmati apa yang sudah dikumpulkan selama bekerja. Tapi patut dicatat, usia tua bukanlah akhir dari segalanya. Justru usia tua menjadi awal dari banyak hal yang baru. Berbagi pengalaman kepada generasi muda, lebih bijaksana, dan momen untuk lebih banyak merenung. Tentang untuk apa hidup dan mau ke mana setelahnya?

Tua dan pensiun, ternyata tidak melulu soal uang. Tapi harus siap soal fisik dan mental. Fisiknya sehat dan mentalitasnya kokoh. Saat bekerja mungkin boleh punya jabatan dan pangkat. Tapi begitu pensiun dan tua, semuanya tidak berarti apa-apa. Apalagi orang-orang yang arogan dan subjektif selama bekerja, wah kasihan sekali di masa pensiun. Kesombongannya sama sekali tidak bisa membelanya, justru menjadi alasan untuk menjauhinya. Boro-boro bergaul, kawan-kawan saja mau mendekat kepadanya. Sudah tidak berarti lagi.

Memang tidak mudah untuk menjadi tua. Tidak mudah pula menjalani masa pensiun. Uang saja tidak cukup, bila fisik dan mentalnya lemah. Sebaliknya, fisik yang kuat pun tidak berarti bila tidak punya uang. Usia tua atau masa pensiun hanya menghendaki keseimbangan, seimbang lahir-batik dan ekonomi. Cukup secara keuangan, kesehatan, dan psikologis. 

Siapapun di usia tua, harus terbiasa dengan hal-hal yang berjalan lebih lambat. Wajah mulai keriput, penampilan mulai tidak diperhatikan lagi. Bahkan bicara pun harus lemah-lembut. Tidak bisa lagi bicara "sok kuasa", seolah-olah merasa diri paling benar dan orang lain salah. Bila terjadi, itulah tua yang sesat. Tua yang terbebas dari prasangka buruk dari pikirannya negatif. 

Usia tua dan masa pensiun, hanya perlu bersikap bersikap realistis. Apapun yang harus terjadi, biarkan terjadi. Apapun yang harus pergi siapa pun yang harus pergi biarkan pergi. Dan siapapun yang harus tinggal, maka terimalah untuk tinggal. Dan yang paling penting, di usia tua harus belajar untuk tidak mengharapkan apa pun dari siapa pun. Bersikap mandiri.

Tidak cukup hanya uang untuk masa pensiun. Dibutuhkan fisik yang sehat dan mental yang kokoh lagi bijaksana. Mau belajar untuk mensyukuri setiap detik yang diberikan. Selalu tenang namun mengagumkan. Seperti berkiprah sosial di taman bacaan. Usia tua, selalu mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dan menikmati setiap momen. Sambil merenungkan kehidupan yang telah dilewati.

Jadi, siapkan usia tua kita sendiri. Rencanakan masa pensiun yang sebaik-baiknya dan menjauhlah dari orang-orang toxic yang tidak menyehatkan. Karena tua atau pensiun itu pilihan, untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk dari masa bekerja. Salam #EdukasiDanaPensiun #DanaPensiun #YukSiapkanPensiun

Pensiun bersosial di taman bacaan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)
Pensiun bersosial di taman bacaan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun