Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ssstt, Lebih Baik Diam daripada Omong Kosong

23 Januari 2025   22:21 Diperbarui: 23 Januari 2025   22:21 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ssstt diam (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Ssstt, lebih baik diam daripada omong kosong. Lebih baik diam, karena mungkin Anda terlalu banyak bicara yang lahir dari pikiran kotor. Anda bicara pun kesannya logis tapi aslinya sangat subjektif, bahkan kian memperlihatkan sikap arogan. 

Anda lupa ya, saat Anda bicara sementara orang lain diam bukan tanda setuju. Karena orang lain yang diam itu tidak bisa berbuat apa-apa. Takut bicara, takut kenyamanannya terusik. Mereka tetap diam sekalipun bicara Anda hanya omong kosong. 

Anda lupa. Saat ada mau maju nyalon, Anda minta didukung siapa? Anda memohon kepada siapa? Apa yang Anda omong tidak sesuai dengan kenyataan pun, orang lain diam. Jadi hargai orang yang diam. Dian justru sedang tersenyum melihat kelakuan Anda. Lagi pula, Anda siapa? Anda bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa pula. Anda hanya manusia arogan yang tidak punya etika.

Anda tidak lebih dari omong kosong. Terlalu banyak yang Anda omong beda dengan apa yang Anda lakukan. Mulut Anda hilang tidak mau punya musuh tapi kelakuan Anda membenci dan memusuhi. Anda hanya koar-koar, sementara yang lain diam. Anda lupa ya, memangnya Anda siapa?

Teori komunikasi yang bilang. Semakin Anda banyak bicara potensi menyimpang semakin besar. Semakin banyak Anda berkoar-koar, semakin jauh dari kenyataan. Sementara orang lain yang Anda bicarakan justru hanya diam. Itulah beda kualitas antara Anda dengan orang lain. Anda hanya omong kosong, sementara orang lain hanya berdiam diri tanpa perlu menjelaskan.

Sesekali diamlah. Ssstt diam. Karena banyak omong dan omong kosong sama sekali tidak punya arti. Bila Anda butuh bukti, tunggu saja waktunya. Nanti akan datang masanya. Karena setiap orang punya masa dan setiap masa punya orangnya. Satu yang pasti, Anda bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Belajarlah untuk diam. Tidak usah banyak dalih, banyak alasan. Apalagi yang dibuat-dibuat. Cek saja, tiap jejak omongan dan perjalanan yang Anda lakukan. Seperti apa dan bagaimana? Agar Anda bisa melatih kejujuran pada diri sendiri, sekalipun orang lain tidak memerlukan itu.

Jadi, tidak usah urus orang lain. Lebih baik urus diri Anda sendiri, urus yang harus Anda urus. Karena hingga kini, apa yang Anda omong masih sebuah omong kosong. Kebanyakan dalih dan alasan, bukan fakta dan data. Ssstt diam atau membaca buku.

Ssstt diam saja. Karena diam adalah jawaban terbaik untuk orang-orang yang suka meremehkan, untuk mereka yang terlalu banyak bicara atas nama arogansi dan subjektivitas. Padahal, isinya omong kosong. Diam!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun