Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahalnya Kelembutan Hati

13 Januari 2025   17:07 Diperbarui: 13 Januari 2025   17:07 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sikap lembut di taman bacaan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Entah kenapa, banyak orang suka marah-marah. Dikit-dikit emosi dan mengumpat tentang apa saja. Di jalan, di kafe, bahkan di kantor. Terlalu gampang emosi, dan tensinya jadi tinggi. Semoga saja sehat-selalu ya. 

Mungkin sudah lama kita tidak lagi bersikap lemah lembut. Bahkan sudah lupa sopan santun dan sikap saling menghargai. Karena kelembutan sudah lama hilang dan hampir tidak pernah kembali. Akibat sibuk, aktivitas full, hingga tidak peduli pada apapun. Sebegitu kuatnya kelembutan itu hilang di tengah kita. 

Kita hampir lupa. Adalah Jane Austen yang mengajarkan pentingnya kelembutan hati. Sebagai simbol kualitas yang paling memikat dan bernilai dalam diri seseorang. Kelembutan hati yang tercermin dalam sifat empati, kasih sayang, dan kebaikan. Sikap lembut untuk selalu memahami, menghargai, dan memperlakukan orang lain dengan cinta dan penghormatan. Baik saja dulu, selebihnya kita lihat nanti.

Austen menyebut bersikap lembutlah. Karena kualitas batin seseorang lebih memesona daripada penampilan fisik, kekayaan, atau status sosial. Bila ada daya tarik yang spesial dan tulus pada diri seseorang, pasti datangnya dari sikap lembut dan kebaikan sejati. Seseorang yang berhati lembut cenderung disukai, dihormati, dan menjadi sumber kenyamanan bagi orang lain. Selalu hangat dan berpijak pada kebaikan.

 

Seperti yang dilakukan relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Selalu bersikap lembut saat membimbing anak-anak yang membaca, sabar mengajar kaum buta aksara, mengayomi anak-anak kelas prasekolah saat belajar calistung. Hingga tetap melayani motor baca keliling ke kampung-kampung, sambil menyantuni anak-anak yatim binaan dan kaum jompo. Dapat apa? Tidak dapat apa-apa selain melatih sikap lembut kepada sesama, berpihak pada kebaikan. Selebihnya serahkan kepada Allah SWT. 

Kelembutan hati, sangat relevan di zaman now. Mengingat dunia sering kali menghargai hal-hal yang dangkal, seperti penampilan atau kekuasaan. Sebatas tampang atau pangkat. Sementara hatinya kotor, terlalu arogan dan sangat subjektif. Entah, makin lama makin banyak orang yang tidak lembut lagi. Kasar, kasar, dan jahat.

Memang tidak mudah untuk menjadi lembut hati. Tapi percayalah, kelembutan hati adalah cara paling kuat untuk membawa kebaikan dan cinta ke dalam kehidupan orang lain. Saat kemarahan seperti nyala api yang meledak, maka kelembutan hati bak air hujan yang menyejukkan. 

Betapa mahalnya kelembutan hati, di mana pun. Dan ketahuilah, tidak ada yang lebih kuat di dunia selain sikap lemah lembut. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun