Jika mau jujur, tidak sedikit pensiunan yang hidupnya susah di hari tua. Terpaksa mengandalkan bantuan dana dari anak-anaknya saat pensiun, Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bekerja puluhan tahun mungkin hanya cukup. Saat pensiun, saat tidak punya gaji lagi, justru keuangan jadi problematika utama. Riset ADB (Mei 2024) pun menyebut, 1 dari 2 pensiunan atau lansia di Indonesia bergantung pada transferan anaknya untuk menutupi biaya hidupnya. Maka jadilah, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan.
Ada benarnya, kita sering melihat atlet atau artis dengan penghasilan tinggi saat masih jaya. Tapi setelah pensiun atau berhenti bekerja, akhirnya hidup dalam kekuarangan (bila tidak mau disebut bangkrut). Lalu viral dan menimbulkan rasa kasihan di publik. Karena hidupnya susah setelah tua atau tidak jadi atlet atau artis lagi.
Tahun 2025 baru saja dijalani. Mungkin, ada baiknya pekerja atau siapapun untuk mulai mempersiapkan masa pensiun atau hari tuanya sendiri. Agar tidak bergantung kepada anak-anaknya atau orang lain di saat tidak bekerja lagi. Caranya, tentu harus berani merencanakan keuangan di masa pensiun. Mempersiapkan hari tua lebih baik lagi, mau seperti apa di masa pesniun?
Tapi sayangnya, banyak yang tidak sadar. Banyak pensiunan atau lansia yang mengalami hidup susah di hari tua, di masa pensiunnya. Beberapa sebab susahnya hidup di hari tua atau masa pensiun akibat:
1. Tidak mau mempersipakan hari tuanya sendiri.
2. Tidak bijak mengelola keuangan saat masih bekerja
3. Bergaya hidup di luar kemampuan finansial sendiri
4. Tidak mempersiapkan dana darurat untuk apapaun
5. Terlalu banyak utang, apalagi terlibat pinjol
6. Tidak berinvestasi sejak dini