Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Berhadapan dengan Manusia Arogan dan Subjektif, Balaslah dengan Kebaikan

11 Januari 2025   18:19 Diperbarui: 11 Januari 2025   18:19 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balaslah gelap dengan cahaya terang (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Suatu kali, siapapun bisa berhadapan dengan orang-orang buruk. Orang yang arogan dan subjektif. Disangkanya, pangkat dan kekuasaan segalanya. Lalu bagaimana menghadapi manusia yang buruk di sekitar kita?

Kata Plato, entah kapanpun kita bisa berhadapan dengan keburukan, konflik, atau kejahatan yang dibuat orang lain. Tapi untuk menghadapinya, tidak bisa dibalas dengan keburukan. Karena jawaban atas kegelapan tidak ditemukan dalam balasan yang sama gelapnya. Tapi justru kita disuruh bersedia menghadapinya dengan cara lebih terang. Yaitu dengan kebijaksanaan dan kebaikan.

Bila kegelapan itu melambangkan keburukan, kebencian, kebodohan, dan kejahatan. Maka untuk menghadapi kegelapan dengan cara yang sama hanya akan memperburuk keadaan. Jika seseorang membalas kebencian dengan kebencian, konflik tidak akan selesai. Malah akan semakin runyam. Maka balasalah keburukan dengan kebaikan. Balas kegelapan dengan cahaya. Karena cahaya adalah simbol kebenaran, kebaikan, dan cinta. Hanya dengan membawa cahaya ke dalam situasi yang gelap, kita dapat menemukan solusi yang membangun dan memberikan harmoni. Sederhananya sebuah cahaya, diam di tempat namun tetap menyinari sekelilingnya.

Siapapun, saat berada di ruang gelap. Pasti ada nafsu untuk meronta dan melawan kegelapan. Tapi bukan berjibaku di ruang gelap yang sama. Karena gelap tidak akan pernah pergi. Tapi cukup dengan menyalakan lilin, sehingga ada cahaya kecil untuk mengusir kegelapan dan mengubah suasana ruangan menjadi lebih terang.

Begitu pula dalam hidup. Hadapi gelap dengan cahaya. Jika kita menghadapi kebencian, jangan balas dengan kebencian; balaslah dengan kebaikan. Jika kita menghadapi kebodohan, jangan lawan dengan ejekan; balaslah dengan pengetahuan. Jika kita menghadapi arogansi, balasalah dengan kerendah-hatian. Dan bila menghadapi subjektivitas, balaslah dengan sikap objektif. Selebihnya, diam dan jauhi orang-orang yang arogan dan subjektif. 

Buatlah cahaya dalam diri, biarkan kegelapan ada di orang lain. Karena cahaya kecil yang kita bawa pasti dapat mengubah situasi gelap menjadi terang. Ketahuilah, kegelapan tidak dapat diusir dengan kegelapan: hanya cahaya yang bisa melakukannya (Plato). Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun