Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Refleksi Akhir Tahun Pekerja, Cukup Targetkan Punya Dana Pensiun Tahun Depan

31 Desember 2024   08:53 Diperbarui: 31 Desember 2024   08:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukator dana pensiun (Sumber: Pribadi)

Apa sih yang dilakukan pekerja di akhir tahun saat refleksi? Mungkin tidak usah muluk-muluk, cukup rencanakan memiliki dana pensiun mulai tahun 2025. Sebagai persiapan hari tua dan masa pensiun. Karena kita tidak selamanya bekerja, pasti akan berhenti kerja. Entah seba pensiun, meninggal dunia atau di-PHK. 

Pekerja perlu memahami, dana pensiun itu penting. Sebagai sumber keuangan dihari tua saat kita tidak bekerja lagi. Dan faktanya hari ini, 9 dari 10 pekerja di Indonesia tidak siap untuk pensiun atau berhenti bekerja. Akibat tidak punya dana yang cukup untuk pensiun. Maka wajar, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan bila tidak mau disebut jatuh miskin. Bahkan survei ADB terbaru menyebut 1 dari 2 pensiunan di Indonesia hanya mengandalkan transferan dari anaknya untuk biaya hidup bulanan. 

Jadi di tahun 2025 nanti, tidak usah banyak rencana. Jalani dan nikmati saja yang ada sambil mempersiapkan hari tua. Caranya, mulai untuk berani meninggalkan gaya hidup yang tidak ada manfaatnya. Mengekang perilaku konsumtif atau hedonisme. Mulailah berani untuk menyisihkan sebagian gaji, apapun keadaannya untuk masa pensiun atau masa tidak bekerja lagi. 

Menabung di dana pensiun kan tidak besar-besar banget. Bisa Rp. 50.000 atau Rp. 100.000 per bulan. Syukur-syukur bisa ke ih besar dari itu. Tapi intinya, mulailah miliki dana pensiun. Agar nantinya kita bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan tidak bergantung kepada anak atau orang lain. 

Setidaknya, bila pekerja punya dana pensiun bisa meraih 3 (tiga) manfaat besar, yaitu: 1) punya uang di hari tua atau saat berhenti kerja, 2) mendapat hasil investasi yang optimal selama jadi peserta, dan 3) adanya insentif pajak pada saat manfaat pensiun dibayarkan. Jadi, dana pensiun bisa memastikan ketersediaan dana di hari tua atau masa pensiun.

Terus terang ke depan, tidak ada yang bertanggung jawab atas hari tua kita selain diri kita sendiri. Bila sayang keluarga pun, bukan berarti hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup saat masih aktif bekerja. Tapi hingga hari tua atau masa pensiun saat tidak punya gaji lagi. Lalu, dari mana uang untuk biaya hidup di masa pensiun?  Mau tidak mau dari dana pensiun.

Tahun 2024 sebentar lagi pergi, tahun 2025 akan segera datang. Jangan sampai berganti tahun, kita masih tetap begini-begini saja atau begitu-begitu saja. Mulailah menabung untuk masa pensiun. Bisa tabung sendiri bisa membeli program pensiun. Karena memang sudah saatnya persiapkan masa pensiun atau hari tua. Agar kerja yes pensiun oke. 

Jangan sampai biar tekor asal kesohor. Salam #YukSiapakanPensiun #EdukatorDanaPensiun #LSPDanaPensiun #DanaPensiun

Edukasi dana pensiun anak muda (Sumber: TBM Lentera Pustaka)
Edukasi dana pensiun anak muda (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun