Sore itu, saya berada di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Sambil menikmati secangkir kopi hitam, mata pun terbelalak. Saat berhenti pada halaman sebuah buku. Saya lupa judul bukunya, tapi justru halaman itu yang membuat saya masih terngiang hingga kini.Â
Â
Pada halaman sebuah buku, tertulis bunyi kalimat seperti ini:
"Sederhana saja, nikmati apa yang sudah diberi. Syukuri apa yang sudah dimiliki. Berharap seperlunya dan berusahalah semampunya. Lalu tutup dengan berdoa sepenuhnya. Begitulah seharusnya kita, di mana pun dan untuk apapun ...".
Â
Mungkin buku itu tidak istimewa bagi banyak orang, apalagi cover judulnya pun kurang menarik. Tapi membaca isi halaman demi halaman, siapapun yang membacanya. Seperti diingatkan untuk lebih banyak bersyukur atas apa yang dimiliki, ikhtiar semampunya. Dan jangan pernah berharap kepada manusia, cukup Allah SWT jadi tempat berdoa dan meminta. Maka benar, jangan pernah menilai sebuah buku hanya dari sampulnya. Bacalah isinya, simak halaman demi halaman di dalamnya. Karena buku, sejatinya pasti memberikan pelajaran.Â
Â
Don't judge a book by its cover. Jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Sebuah ungkapan metaforis, untuk kita agar tidak menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Jangan terlena dengan fisik dan penampilan semata. Tapi bagaimana hati dan pikirannya?Â
Â
Pada halaman sebuah buku. Saya seperti di ero tahu. Bahwa apapun yang terjadi dalam hidup, siapapun harus tetap hidup dan tetap bersahabat dengan realitas. Jangan menyerah sebelum mati. Jangan pernah kehilangan jati diri, jangan kehilangan harapan bahkan arah. Selagi masih punya niat untuk berbuat baik dan menebar manfaat, kerjakan saja apapun tantangannya.Â