Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Taman Bacaan Tidak Harus Juara Kelas, Asal Punya Kecerdasan Emosi yang Baik

22 Desember 2024   20:52 Diperbarui: 22 Desember 2024   20:52 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak yang membaca (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Ketika ada yang tanya, apakah anak taman bacaan yang rajin baca harus juara kelas?

Saya langsung jawab dengan tegas, tidak perlu. Karena taman bacaan bukan untuk menjadikan anak-anak pintar lalu juara kelas karena rajib baca buku. Taman bacaan, khususnya di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak adalah tempat membentuk anak-anak agar punya emosi -- mental yang positif. Bila ada anak TBM yang juara kelas itu hanya bonus, bukan tujuan utamanya.

EQ (Emotional Quotient) jauh lebih penting daripada IQ (Intelligence Quotient). Hari gini, banyak orang yang mengutamakan kecerdasan otak tapi tidak membangun kecerdasan emosionalnya. Cerdas otak itu hanya bisa berpikir analisis dan kritis tanpa etika. Sebaliknya, cerdas emosional itu tahu cara mengelola emosi dan menjalani hidup dengan kualitas hubungan yang baik dengan orang lain. EQ diajarkan di TBM Lentera Pustaka agar setiap anak yang membaca buku lebih punya empati, kesadaran diri, mampu berkomunikasi, dan punya interaksi sosial yang baik. Sehingga nantinya, si anak lebih realistis atas hidupnya, di samping mampu intrspeksi diri untuk menjadi lebih baik.

Seperti yang terjadi di TBM Lentera Pustaka, setiap anak bersebelahan membaca buku. Saling bergaul dengan teman sebaya, dengan relawan, bahkan orang tua. Setiap diajarkan akhlak dan karakter yang positif dalam membangun pergaulan dengan temannya di taman bacaan bacaan. Memilih buku, tidak saling berebutan, antre, hingga bersholawat diajarkan di TBM Lentera Pustaka. Bahkan setiap anak pun bisa berkreasi di taman bacaan. Jadi, anak TBM tidak harus juara kelas. Asal mau membaca bersama dan bergaul di taman bacaan sudah cukup. Itu pentingnya kecerdasan emosional anak yang diajarkan sejak dini.

Anak-anak TBM Lentera Pustaka sama seklai tidak dilatih untuk juara kelas. Tapi lebih ditekankan pada membentuk EQ (kecerdasan emosional). Pendiri TBM Lentera Pustaka, Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd., yang juga dosen PBSI FBS Universitas Indraprasta PGRI selalu menekankan pentingnya EQ daripada IQ, lebih penting kecerdasan emosional daripada kecerdasan otak. Kenapa? Karena kecerdasan emosional dapat melatih setiap anak punya emosi yang bagus, realistis, dan tetap rendah hati di segala keadaan. Kecerdasan emosi pula yang bisa membuat anak mampu membangun kehidupan yang seimbang. EQ dapat  meningkatkan rasa percaya diri dan fokus pada tujuan, di samping  menjadi landasan kecerdasan sosial (SQ).

Mungkin banyak orang lupa. Sekolah tinggi untuk mengejar kecerdasan otak tapi meninggalkan kecerdasan emosional. Pintar bicaranya, cerdas otaknya tapi tidak berguna untuk orang lain. Sebaliknya, siapapun yang cerdas secara emosional pasti punya empati, akhlak atau karakter yang kuat, termasuk berani menebar manfaat untuk orang lain. Maka anak-anak taman bacaan tidka perlu juara kelas, asal mau bergaul dan membaca buku di taman bacaan. Sejatinya, kecerdasan otak hanya ingin disebut pintar. Sedangkan kecerdasan emosional itulah yang menjadikan seseorang sukses ke depannya. Hanya kecerdasan emosioanl yang bisa menjaga Kesehatan fisik dan mental sama kuatnya, tidak berat sebelah.

Di sekitar kita, mungkin banyak orang yang cerdas otaknya, pintar intelektualnya. Tapi sayang di saat yang sama, mereka kehilangan etika dan adab, Sehingga kepintarannya hanya digunakan untuk merendahkan orang lain tanpa mau memberi Solusi terhadap masalah yang dialami orang lain. Maka Sekali lagi, anak-anak taman bacaan tidak harus juara kelas. Cukup punya kecerdasan emosi yang baik.


Penelitian sudah membuktikan, EQ yang baik berkontribusi 2 kali lebih penting dalam mempengaruhi kesuksesan dibandingkan IQ. Karena EQ berperan penting dalam proses menghadapi kehidupan sosial dan mampu berinteraksi dengan orang lain. Sementara IQ kontribusinya hanya pada pemikiran analitis dan kritis, Justru EQ yang penting untuk pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Bila saja kita tahu, bahwa kecerdasan emosional-lah yang akan menuntun siapapun menjadi orang yang lebih baik, bukan kecerdasan otak. Bila mau sukses ya bangun kecerdasan emosi, bila mau pintar Silakan perkuat kecerdasan otak. Maka di taman bacaan, jangan abaikan kecerdasan emosi anak. Dan anak-anak taman bacaan, tidak harus jadi juara kelas di sekolah. Cukup punya kecerdasan emosi yang baik dan berkualitas. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Relawan TBM (Sumber: TBM Lentera Pustaka)
Relawan TBM (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun