Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Birrul Walidain, Selamat Hari Ibu

22 Desember 2024   08:57 Diperbarui: 22 Desember 2024   08:57 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 7 tahun ini, Ibu sudah tak lagi bisa berbagi senyum kepada anak laki-lakinya. Ibu yang telah pergi untuk selama-lamanya, sambil meninggalkan jejak kasih sayang yang tidak akan pernah terlupakan. Ibu yang selalu mampu jadi tempat bersandar bagi anak-anaknya. Terima kasih Bu, doaku selalu menyertaimu dalam cinta.

Ibuku memang bukan sarjana, ibu bukan pula wanita karier. Tapi ibu selalu menjadi segalanya bagiku. Dia bukan hanya melahirkan, menyusui, dan mendidik. Tapi dialah pemilik kasih sayang dan kelembutan maha dahsyat bagiku. Ibu yang selalu rela berkorban untuk anak-anaknya. Ibu yang selalu terbangun di malam hari ketika sang bayi menangis.

Mungkin aku dan anak-anak lainnya sering lupa. Mau sehebat dan sesukses apapun anak. Sudah pasti, di situ ada sentuhan kasih sayang seorang ibu. Sosok yang paling gigih memperjuangkan mimpi anak-anaknya. Ibu, sosok yang selalu membela anak-anaknya. Hingga kasih sayangnya melebihi batas langit dan bumi. Jangankan membalas jasa dan pengorbanan seorang ibu. Air mata ibu menetes saja, menjadi hal yang tabu bagi anak-anaknya.

Birrul walidain, berbakti kepada ibu dan ayah sudah jadi kewajiban anak-anak. Berbakti kepada ibu dan ayah bukanlah seperti tugas piket yang dibagi jadwalnya antar anak-anaknya. Tapi biruul walidain itu perlombaan, setiap anak harus berjuang mendapatkannya.  Karena bakti kepada ibu dan ayah, adalah salah satu pintu surga. Maka sebelum pintu itu tertutup (sebelum ibu dan ayah pergi), berbaktilah dan berbaktilah.

Sangat dianjurkan, ketika ibu dan ayah masih ada. Untukselalu menghormati dan mematuhi orang tua, merawat orang tua dengan penuh kasih sayang. Menyanyangi dan membahagiakan orangtua. Bersikap lemah lembut dan menjauhi apa yang membuat marah orang tua. Dan bila orang tua sudah meninggal dunia, senantiasa selalu mendoakannya.

Maka di Hari Ibu kali ini, aku selalu ingat apa yang dipesankan ibu jelang wafatnya. Untuk selalu urus hati, urus lisan, dan urus perbuatan kita. Jangan peduli urusan orang lain. Jangan pernah menyusahkan orang lain, atas alasan apapun. Bila tidak mampu membantu, lebih baik diam.

Karena kata Ibu, apapun yang kita lakukan pasti diketahui Allah SWT dan akan mendapat balasan dari-Nya. Selamat Hari Ibu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun