Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kepuasan Kerja di Indonesia Tinggi tapi Kepesertaan Dana Pensiun Rendah, Kok Bisa?

10 Desember 2024   06:48 Diperbarui: 10 Desember 2024   06:48 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkat kepuasan kerja (Sumber: Jobstreet by Seek)

Hampir 6 dari 10 atau 59% pekerja Indonesia melaporkan bahwa mereka merasa senang atau sangat senang dengan pekerjaan saat ini. Ini berarti tingkat kepuasan kerja di kalangan tenaga kerja tergolong tinggi. Kondisi ini mirip dengan pekerja di Malaysia sebesar 57%. Sementara itu, Filipina 66% dan Hongkong 72% memiliki tingkat kepuasan kerja lebih tinggi. Di sisi lain, pekerja yang merasa puas lebih sedikit terjadi di Singapura -38% dan Thailand -- 48%.

Sebab puas atau tidak puasnya pekerja terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh dua alas an, 1) ketidaksesuaian harapan pada gaji dan kompensasi yang diperoleh -- 46% dan 2) kurangnya kesempatan bagi para pekerja untuk meningkatkan jenjang karier -- 33%. Itulah potret survei tingkat kepuasan kerja yang dilakukan Jobstreet dan Jobsdb by SEEK yang melibatkan 5000 responden tenaga Kerja di lima negara Asia Tenggara (Mei 2024). Selain memberikan informasi faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan kerja, survei ini menyajikan pula tantangan yang dihadapi pekerja di Asia Tenggara dalam mencari pekerjaan.

Khusus di Indonesia, sayangnya tingkat kepuasan kerja yang tinggi tidak berbanding lurus dengan tingkat kepesertaan dana pensiun di kalangan pekerja dalam mempersiapkan masa pensiunnya setelah tidak bekerja lagi. Tingkat kepuasan kerja mencapai 59% atau 6 dari 10 pekerja puas dengan pekerjaannya. Tapi hanya 5% pekerja yang memiliki program pensiun sebagai persiapan tabungan di hari tua. Tidak sampai 1 pekerja dari 10 pekerja yang punya program pensiun. Idealnya, semakin puas terhadap pekerjaannya maka semakin sadar untuk mempersiapkan masa pensiunnya.

Survei penulis terhadap 100 pekerja di Jakarta baru-baru ini (Desember 2024) bertanya, apakah Anda sudah punya program pensiun (selain JHT BPJS TK)? Maka jawabnya, 95% pekerja di Jakarta belum punya dan hanya 5% pekerja yang sudah punya program pensiun selain program JHT BPJS TK. Usia responden survei ini terdiri dari pekerja yang 70% di bawah usia 30 tahun dan 30% di antara 30-40 tahun dengan distribusi 85% di bekerja di sektor formal dan 15% di sektor informal. Survei dana pensiun di kalangan pekerja ini sepertinya memang mengkonfirmasi tingkat inklusi dana pensiun sebesar 5,42% berdasarkan SNLIK OJK 2022, padahal tingkat literasi dana pensiun berada di 30%.

Ternyata, tingkat kepuasan kerja tidak berhubungan dengan tingkat kepesertaan dana pensiun di kalangan pekerja. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan inklusi dana pensiun di kalangan pekerja di Indonesia. Masih banyak pekerja di Indonesia yang belum tahu manfaat dana pensiun. Pekerja di sektor formal, apalagi sektor informal masih sangat terbatas pengetahuannya akan pentingnya dana pensiun. Maka wajar, tingkat kepesertaan dana pensiun di kalangan pekerja tergolong rendah, hanya 5%.

Survei dana pensiun di pekerja (Sumber: Syarifudin Yunus)
Survei dana pensiun di pekerja (Sumber: Syarifudin Yunus)

Jadi menyimak dua hasil survei. Satu sisi, tingkat kepeuasan kerja di Indonesia tergolong tinggi -- 59%. Tapi di sisi lain, Tingkat kepesertaan dana pensiun di kalangan pekerja di Indonesia sangat rendah, hanya 5%. Ada pesan penting, bahwa edukasi yang berkelanjutan dan kemudahan akses untuk memiliki dana pensiun di kalangan pekerja sangat penting. Salah satu cara yang bisa ditempuh dengan digitalisasi dana pensiun, agar edukasi dan akses dana pensiun berada dalam genggaman pekerja. Salam #YukSiapkanPensiun #DanaPensiun #EdukasiDanaPensiun


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun