Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potret Pensiunan di Indonesia, 90 Persen Punya Rumah Nggak Punya Tabungan

3 Desember 2024   09:04 Diperbarui: 3 Desember 2024   09:56 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Lansia Indonesia (Sumber: SkorLife.com)

Menyimak tayangan IG SkorLife (22 Nov 2024) bertajuk "Potret Lansia Indonesia - Punya Rumah Gak Punya Tabungan" menarik untuk dicermati.  Berdasarkann laporan dari Asian Development Bank (Mei 2024), ada sekitar 60% lansia di Indonesia yang punya rumah atau tanah, tapi hanya 9% yang punya tabungan dana pensiun. Bila lansia dapat disamakan dengan "pensiunan". 

Maka berarti, hanya 1 dari 10 pensiunan di Indonesia yang punya tabungan dana pensiun, sedangkan 9 pensiunan tidak punya tabuagan dana pensiun. Artinya, 90% pensiunan punya rumah tapi nggak punya tabungan pensiun.

Dari data di IG tersebut, bila dikomparasi, persentase lansia (pensiunan) yang punya tabungan pensiun sesuai negaranya, China menempati peringkat teratas 87& lansianya punya Tabungan pensiun, disusul Malaysia 60%, Korea Selatan 53%, Bangladesh 28%, Vietnam 25%, dan Indonesia 9%.

Seperti mengkonfirmasi, survei-survei yang ada sebelumnya, Di mana 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan. Atau ADB menyebut 50% lansia -- pensiunan di Indonesia mengandalkan transferan uang untuk biaya hidup dari anaknya. Realitas ini pun sejalan dengan suveri yang menyebut 9 dari 10 pekerja di Indonesia tidak siap pensiun atau berhenti bekerja. Mungkin sebabnya, karena tidak adanya tabungan pensiun untuk membiayai kebutuhan hidup di hari tua atau masa pensiun.

Kondisi lansia atau pensiunan di Indonesia di atas semestinya dimaknai pentingnya membangun kesadaran mempersiapkan masa pensiun. Merencanakan hari tua sejak dini, saat masih bekerja. Agar siapapun yang akan memasuki masa pensiun, tidak mengalami masalah yang sama. Punya rumah tapi tidak punya tabungan untuk biaya hidup. 

Akhirnya bergantung kepada anak-anaknya atau orang lain. Memang tabungan pensiun kesannya tidak perlu saat masih bekerja, karena masa pensiun masih lama. Tapi bila tiba masa pensiun saat tidak bekerja lagi, dari mana uang untuk membiayai hidup sehari-hari? Bukankah rumah pun butuh biaya bulanan seperti listrik, air, IPL, dan sebagainya.

Di sisi lain, usia harapan hidup orang Indonesia dari waktu ke waktu terus bertambah. Saat ini berada di kisaran 73 tahun. Bila usia pensiun berada di usia 55 tahun. Maka masih ada 18 tahun masa kehidupan yang harus dijalani seorang lansia atau pensiuanan. Lalu, bagaimana pensiunan harus membiayai hidupnya sendiri di saat tidak bekerja lagi?

Banyak dari kita sering lupa. Bahwa masa pensiun itu cepat atau lambat pasti tiba, pasti datang. Pensiun juga bukan soal waktu, bukan pula soal umur. Tapi soal keadaan. Mau seperti apa seseorang di masa pensiunnya, di saat tidak bekerja lagi? Maka, kesadaran mempersiapkan masa pensiun sangat penting dilakukan sejak dini.

Kenapa 90% pekerja tidak siap pensiun? Jawabnya, ada banyak faktor penyebabnya. Tapi satu yang pasti, karena sebagian besar pekerja tidak mau menyisihkan sebagian gajinya saat masih bekerja untuk tabungan pensiun. Dalihnya sederhana. Karena gaji hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari. Sehingga tidak ada yang bisa ditabung untuk masa pensiun. 

Sebuah alasan klasik. Kita hampir lupa. Masa pensiun yang sejahtera itu tidak akan pernah datang dengan sendirinya. Masa pensiun yang lebih baik memang harus diperjuangkan. Bekerja puluhan tahun di masa muda pun tidak otomatis membuat masa tua sejahtera. Maka masa pensiun, memang harus diperjuangkan dan dipersiapkan sejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun