Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

3 Alasan Utama Pekerja Menunda untuk Pensiun

19 November 2024   23:54 Diperbarui: 20 November 2024   03:37 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alasan menunda pensiun (Sumber: CNBC.com)

Apa sih alasan utama pekerja menunda untuk pensiun?

Ternyata, alasan utama pekerja menunda untuk pensiun yaitu 1) masih menikmati pekerjaan - 64%, 2) keinginan untuk tetap aktif secara fisik dan mental di usia tua - 63%, dan 3) kebutuhan untuk menabung lebih banyak untuk pensiun - 63%. Lebih dari itu, 37% pekerja yang berencana pensiun di usia lebih tua juga menyebutkan adanya kenaikan biaya hidup adalah alasan utama menunda pensiun.

Begitulah data dari studi terbaru bertajuk "Pensiun dalam Perspektif Masa Kini: Mempersiapkan Diri untuk Mewujudkan Hari Tua yang Tenang dan Sejahtera" dari Sun Life Asia (Oktober 2024). 

Studi ini juga menyebutkan banyak pensiunan tidak menduga biaya hidup pasca pensiun menjadi lebih tinggi, di mana 25% pensiunan mengaku tidak mempersiapkan anggaran pengeluaran untuk masa pensiun mereka, dan 11% tidak menduga bahwa biaya hidup akan jauh lebih tinggi dari perkiraan. Tentu, angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring tekanan inflasi.

 

Survei Sun Life Asia yang melibatkan 509 responden dari Indonesia dan lebih dari 3.500 responden dari Tiongkok, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam juga menyimpulkan bahwa pekerja yang belum mempersiapkan pensiun disebabkan oleh 1)  biaya hidup sehari-hari - 80% dan biaya kesehatan - 53%. Akibatnya, banyak dari mereka harus mengurangi pengeluaran - 67% dan mengurangi aset yang disiapkan untuk warisan - 47%.

Pensiunan yang menyatakan penyesalan atas keputusan keuangan di masa muda atau saat bekerja, disadari pada 1) tidak berinvestasi dengan bijak - 72%, 2) kurangnya tabungan - 39%, dan 3) tidak berkonsultasi dengan perencana keuangan - 39%. Atas dasar itu, generasi muda semakin sadar akan tantangan finansial di masa mendatang di masa pensiun dan mulai menyesuaikan ekspektasinya. 

Pekerja saat ini memperkirakan akan pensiun pada usia rata-rata 65 tahun, lima tahun lebih lambat dibandingkan dengan usia rata-rata pensiunan saat ini yang berhenti bekerja pada usia 60 tahun.

Dari studi ini ada pesan penting. Banyak pensiunan di Asia, termasuk di Indonesia sama sekali tidak menduga biaya hidup pasca pensiun justru lebih tinggi dari yang diperkirakan. Sebagian besar pensiunan sama sekali tidak menyiapkan program pensiun jauh-jauh hari. Sehingga menyesal di hari tua. 

Oleh karena itu, mau tidak mau, pekerja saat ini harus mulai mengantisipasi untuk menyiapkan hari tua atau masa pensiun lebih baik lagi. Khusus untuk Indonesia, mungkin edukasi dan literasi dana pensiun menjadi penting dilakukan secara masif dan berkelanjutan, di samping kemudahan akses untuk membei dana pensiun secara sukarela. Sesuai dengan aspirasi dan praktik perencanaan pensiun masyarakat Asia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun