Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dirgahayu ke-7 TBM Lentera Pustaka, Pertarungan di TBM Tidak Pernah Usai

5 November 2024   12:47 Diperbarui: 5 November 2024   12:49 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tepat 5 Nov 2017, tujuh tahun lalu di bekas garasi mobil rumah, TBM Lentera Pustaka diresmikan oleh Warek 3 UNJ, Anggota DPR, Dekan FBS UNJ, dan Camat Tamansari. Hanya 14 anak yang bergabung. Saya dibantu 2 wali baca (tanpa relawan) terus bertahan agar tetap eksis, di tengah "gangguan" yang luar biasa. Saya menyebut gangguan (bukan tantangan) karena nyata ada daya rusak eksternal ke TBM. Modal saya, hanya komitmen dan konsistensi berkegiatan di TBM, ditambah relasi kuat dengan teman-teman yang mendukung (bukan teman yang apatis).

Sempat 2 kali saya mau tutup TBM ini, di tahun 2020 dan 2022. Tapi karena di demo anak-anak dan orang tuanya, diselesaikan dengan dialog akhirnya tidak jadi saya tutup. Saya dan TBM Lentera Pustaka terus berkegiatan di "akar rumput". TBM saya urus setiap Sabtu dan Minggu (sekalipun saya tinggal di Jakarta). Alhamdulillah, di TBM Lentera Pustaka ini akhirnya bertemu dengan "orang-orang baik", mereka yang peduli pada taman bacaan.

Selama 7 tahun, bangunan fisik TBM Lentera Pustaka sudah 3 kali berubah. Pertama kali, pakai digital printing saja. Kedua, mulai pakai stiker tempel, dan ketiga sudah seperti ruko berkat CSR Bank Sinarmas. Dari sejak berdiri tahun 2017, tidak ada uang pribadi untuk biaya operasional TBM. Semuanya ditanggung 3 mitra CSR korporasi yang tiap tahun berganti, siapa cepat dia dapat. Kenapa? TBM itu kegiatan sosial, jadi jangan sampai keluarkan uang dari kantong sendiri. Bisa frustrasi, apalagi anak-anak yang baca sedikit. Makin frustrasi ...

Kini setelah 7 tahun berjalan, TBM Lentera Pustaka sudah jadi ladang amal dan jalan hidup saya. Tidak kurang 200 orang tiap minggu dilayani TBM, didukung 6 wali baca dan 12 relawan aktif, beroperasi 6 hari seminggu dan lebih dari 12.000 buku koleksinya. menjalani 15 program literasi, tanpa henti dengan komitmen dan konsistensi sepenuh hati. Biaya operasional ditanggung CSR korporasi Bank Sinarmas, Chubb Life Insurance, dan AAI Perancis.

Alhamdulillah dan alhamdulillah. Di usia ke-7 TBM Lentera Pustaka, saya sebagai pendiri akan menghadiahi "gelar doktor manajemen pendidikan bidang taman bacaan" untuk TBM Lentera Pustaka saat sidang terbuka doktoral di Pascasarjana Unpak pada senin, 11 Nov 2024 minggu depan. Di TBM Lentera Pustaka, saya ubah kegiatan membaca yang membosankan menjadi "asyik dan menyenangkan". Saya membuat teori sendiri, namanya "TBM Edutainment" dan sudah saya terbitkan ke 2 buku seri taman bacaan. Penting saat berkiprah di taman bacaan: 1) urus taman bacaannya, 2) komitmen sepenuh hati, 3) konsistensi berkegiatan literasi, 4) jaga relasi dengan lembaga/orang baik yang mau membantu, dan 5) jadikan ladang amal. Insya Allah, bila kelimanya sudah kuat, pasti TBM di manapun akan mudah dan dimudahkan.

TBM sulit bertahan dan diminati masyarakat bila tidak ikhlas, tidak punya komitmen, dan tidak konsisten berkegiatan. TBM bukan "karier organisasi" tapi murni ladang amal. Saya tidak pengen terkenal dari TBM. Tapi saya jadikan TBM sebagai "warisan" sebelum mati dan tempat menambah amal saya sendiri. Khoirunass anfa uhum linnas; sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Akhirnya saya mau bilang, tidak ada TBM yang besar karena logika. Tapi TBM pasti baik dan bermanfaat karena hati nurani. Jadi perbaiki hati terus, jangan besarkan otak. Sungguh tidak ada teori paling benar di TBM, dan "pertarungan" di TBM tidak akan pernah usai. Maka, jangan pernah puas atas apa yang dicapai di TBM. karena bila tbm hari ini ramai, belum tentu esok tetap ramai. TBM hanya butuh "diurus" bukan "dibiarkan" setelah berdiri.

Insya Allah, pada Minggu 24 November 2024, TBM Lentera Pustaka akan menggelar "Festival Literasi Gunung Salak #7", sebagai ajang pentas kreativitas anak TBM dan syukuran HUT ke-7 TBM Lentera Pustaka. Di saat yang sama, karena saya sudah meraih gelar doktor, saya pun akan ajak "pesta" untuk rakyat TBM. Sebagai tanda syukur atas semuanya, atas HUT ke-7 TBM Lentera Pustaka, atas gelar doktor yang saya raih, dan atas rezeki melimpah saya sebagai konsultan yang terus mengalir.

Alhamdulillah ya Allah, terima kasih semuanya keluarga besar TBM Lentera Pustaka dan orang-orang baik di dalamnya. Semoga TBM Lentera Pustaka makin berkah, makin bermanfaat dan semua orang di dalamnya selalu sehat dan berkah hidupnya, amin. Salam literasi #TujuhTahunTBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun